ERA.id - Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Rabu, (8/9/2021) merilis permintaan maaf atas kejatuhan mendadak pemerintahannya. Ia mengakui telah melarikan diri ketika ibu kota Kabul telah dikepung pasukan Taliban, pertengahan Agustus lalu.
Namun Ghani membantah bahwa ia telah membawa serta uang senilai jutaan dolar AS saat keluar dari Afghanistan.
Dalam pernyataan yang diunggah di Twitter, Ghani mengatakan dia pergi meninggalkan Afghanistan atas desakan tim keamanannya yang mengatakan bahwa jika dia tetap tinggal, ada risiko "pertempuran mengerikan sama seperti yang pernah dialami kota Kabul selama Perang Saudara 1990-an."
"Meninggalkan Kabul adalah keputusan paling sulit dalam hidup saya, tetapi saya yakin itu satu-satunya cara untuk membungkam senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya," kata Ghani.
Statement 8 September 2021 pic.twitter.com/5yKXWIdLfM
— Ashraf Ghani (@ashrafghani) September 8, 2021
Pernyataan itu sebagian besar menggemakan pesan yang sudah dikirim Ghani dari Uni Emirat Arab segera setelah kepergiannya meninggalkan Afghanistan.
Ghani menuai kritik pahit dari para mantan sekutu yang menuduhnya melakukan pengkhianatan. Kepala tim perdamaian Afghanistan, Abdullah Abdullah, Deccan Herald, (16/8/2021), meyakini bahwa "Tuhan akan menghukum (Ghani), dan rakyat bakal memberi penilaian atasnya," menyusul informasi bahwa sang presiden telah kabur satu hari sebelumnya.
Dalam pernyataan yang sama, Ghani juga menyebut dugaan ia membawa kabur duit jutaan dolar AS sebagai sesuatu hal "yang tidak benar dan pasti salah".
Ghani adalah mantan pejabat Bank Dunia yang menjadi presiden Afghanistan setelah dua pemilu yang disengketakan dan dirusak oleh tuduhan penipuan yang meluas di kedua belah pihak.
"Korupsi adalah wabah yang melumpuhkan negara kita selama beberapa dekade dan memerangi korupsi telah menjadi fokus utama dari upaya saya sebagai presiden," kata Ghani.
Dia menambahkan bahwa dia dan istrinya yang lahir di Lebanon "sangat teliti dalam hal mengurus keuangan pribadi."
Dia menyampaikan penghargaan atas pengorbanan yang telah dilakukan warga Afghanistan selama 40 tahun terakhir perang di negara mereka.
"Dengan penyesalan yang mendalam dan besar bahwa pemerintahan saya sendiri berakhir dengan tragedi yang sama dengan para pendahulu saya - tanpa memastikan stabilitas dan kemakmuran. Saya meminta maaf kepada orang-orang Afghanistan bahwa saya tidak dapat mengakhirinya secara berbeda," ujar Ashraf Ghani.