Viral, Video Taliban Asyik Main Bom-bom Car Hingga Nge-Gym di Istana Presiden

| 18 Aug 2021 14:23
Viral, Video Taliban Asyik Main Bom-bom Car Hingga Nge-Gym di Istana Presiden
Sekelompok orang yang diduga gerilyawan Taliban sedang bermain bom-bom car di taman bermain kota Herat, Afghanistan. (Foto: Najibullah Farhodi/Twitter)

ERA.id - Sejumlah orang dewasa yang diduga merupakan milisi Taliban asyik bermain bom-bom car hingga naik komidi putar di sebuah taman bermain, demikian terlihat di video yang diunggah ke media sosial, Senin, (16/8/2021), setelah organisasi gerilyawan itu mengambil alih sejumlah kota di Afghanistan.

Video yang kemudian viral itu menampilkan taman bermain yang ada di kota Herat, yang diambil alih oleh Taliban pada Kamis lalu.

Media Prancis Mediavenir, yang membagikan video berdurasi 30 detik, kemudian mengidentifikasi pria-pria dewasa - termasuk pria yang mengendarai bom-bom car ('bumper car') sambil membawa senjata laras panjang - sebagai para milisi.

Terdengar juga suara orang tertawa keras ke arah para milisi Taliban yang saling menabrakan mobil 'bumper car' satu sama lain. Terdapat juga sejumlah anak kecil di mobil mainan itu.

Jumat lalu, foto dari lokasi yang sama juga muncul di media sosial, menurut Storyful. Orang yang mencuitkan foto tersebut menulis kalimat, "Taman bermain Herat, Taliban tengah bersenang-senang."

Video lain yang beredar di media sosial menunjukkan sebuah ruangan seperti tempat fitness. Akun @NewsForAllUK menuliskan bahwa di video berdurasi 30 detik itu tampak milisi Taliban tengah 'mengambil alih' kendali ruang gym di istana kepresidenan Afghanistan.

Ibu kota Kabul telah direbut oleh Taliban pada Minggu, (15/8/2021). Pada malam harinya, Al Jazeera memberitakan bahwa kelompok milisi tersebut sudah berada di dalam Istana Kepresidenan. Sebuah foto menunjukkan para milisi mengelilingi meja kepresidenan, Minggu malam.

Kota Kabul sendiri berhasil direbut tanpa perlawanan setelah Presiden Ashraf Ghani memutuskan diam-diam kabur ke luar negeri, Minggu. Belakangan ia menulis di media sosial bahwa keputusannya pergi di saat-saat genting itu adalah untuk menghindari "pertumpahan darah".

 

 

Rekomendasi