Bank Dunia Beri Utang Rp5,39 T untuk Proyek PLTA Cisokan

| 12 Sep 2021 08:26
Bank Dunia Beri Utang Rp5,39 T untuk Proyek PLTA Cisokan
Ilustrasi interior gedung Bank Dunia. (Foto: Markus Krisetya/Unsplash)

ERA.id - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia, Sabtu, (11/9/2021), setuju memberi pinjaman 380 juta dolar AS atau Rp5,39 triliun untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pumped-storage pertama di Indonesia, yakni di hulu Sungai Cisokan.

PLTA Cisokan berlokasi antara Jakarta dan Bandung dan bakal memiliki kapasitas 1.040 Megawatt (MW), menurut pemberitaan ANTARA.

"Kami menyambut baik proyek ini karena akan menjadi yang pertama bagi Indonesia. Proyek ini mencerminkan suatu titik balik dalam perjalanan menuju dekarbonisasi di Indonesia," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.

Ke depannya, Bank Dunia akan terus mendukung Indonesia dalam berbagai upaya untuk mencapai suatu pembangunan yang berketahanan, berkelanjutan, serta inklusif sehingga memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia pada saat ini maupun di masa yang akan datang.

Pembangunan PLTA ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik pada saat beban puncak, seraya mendukung transisi energi dan pencapaian tujuan penurunan emisi karbon negara ini.

“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui, di antaranya, pengembangan energi terbarukan, upaya konservasi energi, serta penggunaan teknologi energi bersih," ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.

Di samping itu, ia mengatakan emisi yang terkurangi dari sektor energi didorong oleh berbagai aksi, seperti misalnya pengadaan tenaga listrik oleh pembangkit energi baru dan terbarukan, serta penerapan efisiensi energi.

Lebih dari 80 persen tenaga listrik yang dihasilkan untuk jaringan listrik Jawa-Bali, yang menyediakan listrik bagi 70 persen penduduk Indonesia, berasal dari bahan bakar fosil.

Menurut dia, upaya penting untuk mendukung agenda dekarbonisasi Indonesia adalah pembangunan fasilitas penyimpanan energi yang memungkinkan integrasi sumber energi terbarukan ke dalam jaringan tenaga listrik.

"PLTA pumped storage memainkan peranan yang sangat penting pada pendekatan ini," ujar Arifin.

Dengan demikian, Arifin berpendapat fasilitas tersebut berpotensi menambahkan kapasitas pembangkitan listrik yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan pada saat beban puncak, memberikan kapasitas penyimpanan besar untuk memungkinkan diterimanya energi terbarukan dalam jumlah yang lebih besar lagi, serta akan meringankan beban jaringan transmisi.

Sebagai hasilnya, penyediaan listrik yang lebih ramah lingkungan dan dapat diandalkan akan menguntungkan bagi konsumen di Jawa dan Bali.

Rekomendasi