Kisah Frank Ribery Minta Munchen Buat Musala Malah Dibikinkan Masjid Megah, itu Hoaks!

| 22 Sep 2021 11:03
Kisah Frank Ribery Minta Munchen Buat Musala Malah Dibikinkan Masjid Megah, itu Hoaks!
Cologne Central Mosque

ERA.id - Sempat ramai kabar bahwa sebagai seorang pemain beragama Islam, Frank Ribery meminta masjid kepada Bayern Munchen demi beribadah kepada Allas SWT. Belakangan kabar itu terdeteksi hoaks.

Cerita dimulai seakan-akan kisah itu benar. Dikisahkan, saat Ribery membela Bayern Munchen, ia meminta kepada klub untuk membuat musala. Agar ia dan kawan-kawan muslimnya bisa salat di sana.

Belakangan, klub raksasa sepakbola Eropa tersebut membuat hal yang tak terduga dan membuat semua mata penggemarnya tertuju kepada The Bavarians.

Semua lantaran klub tersebut membangun sebuah masjid khusus untuk beribadah para supporternya yang beragama Islam. Disuruh bikin musala, malah bikin masjid. Unik kan?

Asal tahu saja, pembangunan rumah ibadah orang Islam tersebut, dimulai sejak tahun 2013, bertempat di dalam komplek Stadion Allianz Arena. Tanpa winger lincah asal Perancis, Ribery, mungkin ide ini takkan tercetus.

Awalnya seperti ini, Ribery mengusulkan kepada pengurus klub untuk menyediakan satu ruang kecil sebagai musala agar para pemain dan pengurus klub yang muslim bisa salat dengan nyaman.

Tak disangka, klub sebesar Munchen memberi hadiah. Bukan musala yang dibangun, melainkan masjid mewah.

Sampai di situ saja, kawan. Apakah itu benar? Tidak. Berita di atas bohong alias hoaks. Belakangan diketahui, masjid tersebut dibangun bukan dari dana Bayern Munchen.

Cologne Central Mosque (Wikimedia Commons)

Cerita aslinya adalah, masjid itu dibikin oleh kelompok Muslim Turki yang menetap di Jerman. Nama masjidnya adalah Cologne Central Mosque.

Masjid yang berada di Ehrenfeld, Cologne atau Koln ini, memang berdiri di bawah naungan Muslim Turki di Jerman yang tergabung dalam organisasi Diyanet İşleri Türk İslam Birliği (DITIB).

Masjid bergaya arsitektur non-Ottoman ini diresmikan usai melwati bermacam kontroversi pada awal tahun 2000.

Masjid ini dibangun dengan dukungan Wali Kota Cologne era 2000 hingga 2009, yaitu Fritz Schramma. "Bagi saya, jelas bahwa umat Islam harus memiliki tempat ibadah yang layak," ujar Fritz seperti dikutip dari laman New York Times.

Akhirnya pada 28 Agustus 2008, Dewan Kota Cologne setuju untuk membangun masjid yang konon terbesar di Jerman, bahkan di Eropa.

Hasilnya, masjid itu kini telah jadi dan berdiri megah. Tak cuma itu, ia menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Selain diperuntukan untuk sarana ibadah, masjid yang dalam Bahasa Jerman bernama DITIB-Zentralmoschee Köln ini juga dipakai untuk acara bazar dan juga berjualan.

Jika Anda ke sana, kamu bisa tur keliling masjid dan dipandu oleh seorang pemandu.

Berada di sebuah negara yang terkenal akan teknologinya yang maju, Cologne Central Mosque tampak rapi, dilengkapi dengan berbagai fasilitas.

Lebih kerennya lagi, masjid ini dilengkapi loker alas kaki elektronik yang memiliki lampu indikator, yang dapat memberitahu loker mana yang masih kosong dan sudah terisi.

Jika kotak tersebut kosong, nomor akan menampilkan warna hijau, dan jika sepatu telah dimasukkan, nomor akan tampil dengan warna merah.

Selain itu masalah privasi sangatlah penting di Jerman. Masjid tersebut tak boleh mengumandangkan azan begitu keras seperti di Indonesia.

Karenanya, masjid ini dilengkapi peredam suara, sehingga suara azan maupun bacaan ayat suci hanya bisa didengar orang dalam masjid saja.

Rekomendasi