ERA.id - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nursultan, mengimbau kepada seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Kazakhstan, untuk selalu waspada dan berhati-hati menyusul keadaan darurat yang diberlakukan oleh Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
"Jadi selalu waspada dan berhati-hati," kata Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan M Fadjroel Rachman, Jumat (7/1/2022).
Selain imbauan untuk waspada dan berhati-hati, Fadjroel juga mengimbau WNI di negara itu untuk tidak bepergian keluar rumah, kecuali untuk hal-hal penting.
Kemudian, mereka juga diimbau untuk mematuhi aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat, menjaga ketertiban dan tidak ikut dalam aksi massa yang dilakukan di wilayah setempat.
"Jadi kami betul-betul imbau jangan ikut-ikutan, karena ini bukan urusan kita," katanya.
Selain itu, para WNI di sana juga diimbau untuk tidak memberikan komentar yang bersifat publik terhadap perkembangan situasi di negara tersebut dan terakhir mereka juga diimbau untuk terus berkomunikasi dengan sesama WNI dan KBRI di Kazakhstan.
Selain mengeluarkan imbauan kepada para WNI di Kazakhstan, Kedubes RI juga telah berkoordinasi dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Kementerian Luar Negeri.
"Koordinasi kami dengan presiden sudah kami lakukan. Beliau mengatakan salus populi suprema lex esto, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Jadi 143 WNI betul-betul kami harus jaga," kata Fadjroel.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah meminta Fadjroel untuk membuka hotline selama tujuh hari 24 jam melalui SMS, telpon dan WA Grup di +7771 8360245 untuk memungkinkan para WNI untuk mengetahui perkembangan situasi terkini di Kazakhstan.
"Jadi mudah-mudahan, seluruh keluarga, kerabat, teman, pacar, mereka semua 143 orang ini aman dan sehat, dan kami KBRI Insyaallah bisa menjamin keamanan dan kesehatan mereka," kata Fadjroel.
Keadaan darurat diterapkan di Kazakhstan setelah negara itu diguncang aksi protes berskala besar hingga pengunjuk rasa membakar sejumlah gedung publik.