ERA.id - Seorang remaja China bernama Liu Xuezhou dikabarkan tewas bunuh diri pada Senin (24/1/2022). Liu ditemukan tewas di sebuah pantai si Sanya, di selatan Pulau Hainan China.
Kabar tewasnya Liu Xuezhou ini dikonfirmasi oleh bibinya setelah menemukan catatan bunuh diri darinya. Dalam surat tersebut, Liu mengatakan bahwa dia telah ditinggal sebanyak dua kali oleh orang tua kandungnya.
Pada Minggu malam waktu setempat, Liu membagikan sebuah surat yang diduga sebagai catatan bunuh diri di akun Weibo miliknya. Catatan itu menyebut dia mengalami perundungan dari banyak orang di media sosial miliknya.
"Dalam beberapa hari terakhir, ada orang yang menyerang dan mengutuk saya di Douyin dan Weibo. Saya telah mengalami disebut banyak jenis kutukan," kata Liu dikutip DailyMail, Rabu (26/1/2022).
Lalu, di catatan itu Liu memberi sinyal bahwa dirinya sedang berada di sebuah laut dengan suasana yang tenang. Namun pernyataan itu disertai dengan sinyal bunuh diri yang akan dilakukan oleh Liu.
Banyak pengikut akun sosial medianya yang kemudian panik dan mendesaknya untuk tidak bunuh diri. Bahkan mereka berusaha untuk menghubungi pihak berwenang untuk melakukan pencarian.
"Matahari bersinar di laut, dan saya juga milik laut. Ketika saya mengakhiri hidup saya di sini, saya juga mengambil pemandangan terindah di dunia," katanya.
Unggahan itu juga menceritakan kisah hidup Liu, yang disebut bahwa dia telah ditinggalkan oleh orang tua kandungnya sepanjang hidupnya. Dia bahkan dijual ke orang lain saat dirinya masih sangat kecil.
Bibinya kemudian mengkonfirmasi bahwa Liu ditemukan tewas setelah beberapa jam unggahan itu dibagikan. Dalam laporan disebutkan tubuh Liu ditemukan di sebuah pantai di Sanya.
Dugaan perundungan yang dialami oleh bocah 17 tahun itu diduga bermula dari situasi yang terjadi dengan dirinya dan juga keluarga kandungnya. Liu Xuezhou merupakan korban perdagangan orang yang dijual sendiri oleh orang tuanya saat dia masih bayi.
Tetapi setelah menjalani kehidupan dengan orang tua angkatnya, Liu harus kehilangan mereka lantaran insiden kecelakaan yang menewaskan mereka. Sejak kehilangan orang tua sambungnya, Liu hidup dengan orang tua dari ibu angkatnya, yang dia sebut sebagai kakek dan neneknya.
Selama menjalani kehidupan, dia bertahan hidup dari tunjangan anak yang diberikan kepada mereka dan kerabat ayah angkatnya. Liu juga mengatakan bahwa dia melakukan pekerjaan paruh waktu untuk membayar pendidikannya.
Pada 6 Desember lalu, dia membagikan video untuk melakukan pencarian keluarga kandungnya. Liu berhasil melacak keberadaan orang tua kandungnya. Menurut laporan Sina News, dia berhasil menemukan ayahnya melalui tes DNA pada 15 Desember lalu.
"Dia pertama kali bertemu ayahnya di Shijiazhuang, ibu kota Hebei, pada 27 Desember," menurut keterangan Sina News, Rabu (26/1/2022).
Pertemuan itu bahkan dia bagikan di akun media sosialnya yang menunjukan kebahagiaan di antara mereka. Pada kolom keterangan, dia menyampaikan terima kasih atas bantuan orang-orang yang telah membantu melakukan pencarian.
Tetapi Liu kemudian mengatakan bahwa ayahnya menolak untuk menerimanya, memberi tahu putranya bahwa dia sudah membesarkan keluarga lain setelah bercerai dari ibunya.
Remaja itu kemudian dapat melacak ibunya pada bulan Januari, menemukannya di Mongolia. Tapi ibunya juga menolaknya, dengan reuni mereka dilaporkan berubah menjadi masam ketika dia meminta dukungan keuangan padanya.
Menurut laporan Beijing News, Liu mengatakan bahwa ibunya hanya 'menginginkan kehidupan yang damai,' dan bahwa dia juga memiliki keluarganya sendiri untuk dinafkahi.
Beberapa laporan menyatakan bahwa orang tua kandungnya telah menikah lagi, tetapi sementara itu memiliki keluarga yang terpisah.
Menurut outlet berita, kedua orang tua kandungnya kemudian mengumpulkan uang mereka bersama dan membayarnya untuk pergi berlibur ke Sanya. Tetapi dalam laporan disebutkan Liu menginginkan lebih dari orang tuanya. Dia meminta untuk tinggal bersama mereka atau membelikan dia rumah di dekatnya.
Kedua orang tuanya menolak permintaan itu. Bahkan ibunya memilih untuk memblokir Liu dari aplikasi pesan WeChat. Tudingan itu kemudian ditolak oleh Liu. Dia mengatakan hanya meminta orang tuanya untuk membayar sewa agar dia memiliki tempat tinggal.
Remaja itu kemudian mengatakan dia akan menuntut orang tuanya karena pengabaian dan penelantaran anak. Hal ini bahkan dia sampaikan di akun Weibo miliknya.
Ketika ceritanya semakin mendapat perhatian online, Lui mengatakan orang-orang mulai mengiriminya pesan-pesan kasar. Hingga akhirnya Liu pun ditemukan tewas di Pantai Sanya.
Halaman Weibo-nya sejak itu dibanjiri postingan dari para pengikutnya, yang mengungkapkan simpati mereka untuk Liu dan kemarahan pada para pelaku perundungan dan orang tuanya.
"Perundungan siber yang dia alami terlalu berat untuk ditanggung orang dewasa, apalagi anak-anak," kata netizen.
"Saya harap di kehidupan Anda selanjutnya, Anda menemukan orang tua yang melindungi Anda, saudara-saudara yang mencintai Anda dan menjalani hidup tanpa kekhawatiran," timpal lainnya.