ERA.id - Produsen makanan besar asal Swiss, Nestle menarik merek-merek populernya dari Rusia. KitKat hingga Nesquik ditangguhkan dari Rusia menyusul invasi ke Ukraina.
Perusahaan tersebut menghentikan investasi di negar itu mulai awal bulan ini. Namun perusahaan memutuskan untuk menangguhkan penjualan merek ternama seperti KitKat dan Nesquik.
"Ke depan, kami menangguhkan merek Nestlé terkenal seperti KitKat dan Nesquik, dan lainnya," kata merek multinasional Swiss itu dalam sebuah pernyataan, dikutip CNN, Kamis (24/3/2022).
Bukan hanya menangguhkan penjualan merek terkenal saja, Nestle juga memutuskan untuk menghentikan sementara impor dan ekspor yang tidak penting ke Rusia. Pihaknya juga akan menghentikan iklan, dan seluruh investasi modal di negara itu.
"Kami telah menghentikan impor dan ekspor yang tidak penting masuk dan keluar dari Rusia, menghentikan semua iklan, dan menangguhkan semua investasi modal di negara ini," ungkapnya.
Keputusan Nestle ini dilakukan setelah beberapa hari lalu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengkritik keras perusahaan asal Swiss itu. Bahkan kritik itu disampaikan Zelenskyy di hadapan rakyat Swiss dengan menyinggung selogan dari Nestle.
"Makanan enak. Hidup enak. Ini adalah slogan Nestlé. Perusahaan Anda yang menolak meninggalkan Rusia," kata Zelensky dalam pidatonya.
Bahkan sekarang ketika ada ancaman dari Rusia ke negara-negara Eropa lainnya. Tidak hanya kepada kami. Ketika ada pemerasan nuklir dari Rusia," tambahnya.
Meski memutuskan untuk menangguhkan sementara penjualannya, Nestle menegaskan akan tetap memasok makanan penting seperti makanan bayi atau produk nutrisi medis ke Rusia.
Nestle sendiri merupakan perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia dan pembuat merek ikonik seperti makanan bayi Gerber, Cheerios, dan es krim Dreyer.
"Kami fokus pada penyediaan makanan penting seperti makanan bayi dan produk nutrisi medis/rumah sakit," kata juru bicara Nestle.
Talked to @Nestle CEO Mr. Mark Schneider about the side effect of staying in Russian market. Unfortunately, he shows no understanding. Paying taxes to the budget of a terrorist country means killing defenseless children&mothers. Hope that Nestle will change its mind soon.
— Denys Shmyhal (@Denys_Shmyhal) March 17, 2022
Pada 11 Maret 2022, Nestle mengumumkan bahwa mereka menangguhkan ekspor produknya dari Rusia kecuali untuk barang-barang penting seperti makanan bayi.
Perusahaan juga mengatakan berhenti mengimpor Nespresso dan produk lainnya ke Rusia, kecuali barang-barang penting termasuk makanan bayi, sereal dan makanan hewan terapeutik.
Nestle tercatat mempekerjakan lebih dari 7.000 pekerja di Rusia, yang sebagian besar adalah penduduk lokal. Perusahaan sebelumnya mengatakan bahwa sedang mengidentifikasi solusi untuk karyawan dan pabriknya di Rusia, dan akan terus membayar karyawannya di sana.
Pekan lalu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengkritik bos Nestle Mark Schneider. Shmyhal menuding Schneider tidak menunjukkan rasa pengertiannya terhadap kondisi yang terjadi.
"Membayar pajak untuk anggaran negara teroris berarti membunuh anak-anak dan ibu yang tak berdaya. Berharap Nestle akan segera berubah pikiran," cuitnya saat itu.
Sejak saat itu seruan untuk memboikot Nestle pun menggema di media sosial. Tagar #BoycottNestle bahkan sempat menjadi tending di Twitter.
Kami juga pernah menulis soal Zelenskyy: Tanpa Bertemu Putin, Tak Mungkin Merundingkan Penghentian Perang Kamu bisa baca di sini.
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!