ERA.id - Salah seorang staf yang bekerja di maskapai penerbangan Thailand, Thai Vietjet, terancam dipidana usai membuat lelucon april mop di media sosial. Staf itu dinilai menghina Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn karena perbuatannya.
Kejadian ini bermula saat akun resmi Thai Vietjet membuat status di Twitter pada 1 April 2022. Di mana tanggal itu bertepatan dengan momen april mop yang biasanya digunakan oleh banyak orang untuk berbohong.
Saat itu akun Thai Vietjet mengatakan pihak maskapai penerbangan akan menambah rute internasional antara provinsi Nan di Thailand dan Munich di Jerman.
Lelucon yang terdengar tidak bersalah itu diduga sebagai lelucon untuk raja karena dia sering mengunjungi Jerman, tempat Selir Mulia Sineenat Wongvajiraphakdi tinggal.
Cuitan itu pun langsung memciu kemarahan publik dan ancaman pemboikotan dari kalangan atas. Usai viral dan menuai kontroversi, pihak maskapai menghapus cuitan itu dan menyampaikan permintaan maaf kepada publik.
Pihak maskapai juga mengatakan bahwa manajer senior tidak mengetahui apa pun yang terjadi di media sosial. Sementara staf yang membuat status telah ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan internal.
"Saya ingin meminta maaf kepada rakyat Thailand sekali lagi atas insiden seperti itu," kata CEO Airline Woranate Laprabang, dikutip CNN, Selasa (5/4/2022).
Sayangnya meski sudah menyampaikan permintaan maaf, pengacara sekaligus aktivis Srisuwan Janya tetap mengajukan pengaduan ke polisi tentang penghinaan kerjaaan. Srisuwan mengatakan cuitan itu sengaja dilakukan untuk menyinggung kerajaan dan menilai permintaan maaf tidak cukup untuk menyelesaikan apa yang terjadi.
Srisuwan sendiri terkenal di Thailand sebagai pelapor pengaduan yang produktif dengan polisi. Dia pernah mengatakan kepada Bangkok Post bahwa dia telah menghitung lebih dari 1.000 pengaduan, termasuk untuk penipuan konsumen, korupsi dan masalah lingkungan.
Menurut laporan CNN, polisi akan mempertimbangkan pengaduan tersebut dengan meninjau semua fakta yang berkaitan dengan apa yang terjadi.
Thailand memiliki beberapa undang-undang terberat di dunia yang melarang mencemarkan nama baik atau menghina monarki dan pelanggar dapat dihukum penjara hingga 15 tahun.
Undang-undang lese majeste Thailand baru-baru ini mendapat kecaman dari beberapa aktivis dan politisi oposisi, sebuah langkah berani di negara yang secara tradisional menjunjung tinggi raja sebagai setengah dewa dan tidak mendapat kritik.