ERA.id - Politisi terkenal asal Nigeria Ike Ekweremadu dan istrinya Beartice Nwanneka Ekweremadu didakwa atas kasus jual beli organ manusia. Keduanya dituduh memperdagangkan seorang anak ke Inggris demi mengambil organnya.
Polisi Metropolitan London telah mendakwa pasangan itu setelah penyelidikan dilakukan oleh tim Kejahatan Spesialis Kepolisian Metropolitan. Dalam dakwaan tersebut, Ekweremadu dan istrinya dituduh melakukan konspirasi untuk mengatur atau memfasilitasi perjalanan orang lain dengan maskud untuk mengeksploitasi yaitu pengambilan organ.
"Penyelidikan diluncurkan setelah detektif diberitahu tentang potensi pelanggaran di bawah undang-undang perbudakan modern pada Mei 2022," kata polisi, dikutip Daily Mail, Jumat (24/6/2022).
Ekweremadu telah menjadi senator terpilih di parlemen yang berbasis di Abuja sejak 2003 setelah pindah ke politik setelah bertahun-tahun sebagai pengacara. Istrinya, lima tahun lebih muda darinya, adalah seorang akademisi dan dokter dan juga tokoh masyarakat utama di Nigeria.
Polisi mengatakan anak yang menjadi korban jual beli organ itu masih berusia 18 tahun, yang saat ini sedang menjalani perawatan. Diketahui pengambilan organ melibatkan pengambilan bagain tubuh seringkali untuk mendapatkan uang tunai dan bertentangan dengan keinginan korban.
Sejak kasus ini terungkap, Ekweremadu dan istrinya langsung dilakukan penahanan. Merka akan muncul di persidangan di Pengadilan Magistrat Uxbridge. Sayangnya, polisi tidak memberi rincian lebih lanjut terkait kasus jual beli organ tersebut, termasuk jenis kelamin dari anak yang akan diambil organnya.
"Karena proses pidana sedang berlangsung, kami tidak akan memberikan rincian lebih lanjut," ungkap polisi.
Ekweremadu sendiri telah berada di Inggris setidaknya selama dua minggu terakhir setelah bertemu dengan anggota komunitas Nigeria di Inggris di Lincoln sekitar sepuluh hari yang lalu.
Pada tahun 2017 seorang mantan menteri pemerintah Nigeria mengklaim bahwa migran dari negaranya diambil organnya setelah dijual sebagai budak.
Femi Fani-Kayode, mantan menteri penerbangan di Nigeria, mengklaim bahwa 75 persen budak yang diambil organnya di Afrika Utara berasal dari negaranya. Kayode mengatakan tubuh para korban dimutilasi dan dipanggang hidup-hidup.
"Mereka menjualnya sebagai budak dan entah membunuh, memutilasi, menyiksa atau mempekerjakan mereka sampai mati," kata Fani-Kayode.