Tingkatkan Efisiensi Pengobatan, 4 Perempuan Peneliti Indonesia Berhasil Menangkan Penghargaan UNESCO

| 12 Nov 2022 11:05
Tingkatkan Efisiensi Pengobatan, 4 Perempuan Peneliti Indonesia Berhasil Menangkan Penghargaan UNESCO
4 perempuan pemenang penghargaan UNESCO (Foto: Dok. Loreal)

ERA.id - Sejak tahun 1998, L’Oréal-UNESCO For Women in Science telah diselenggarakan secara internasional untuk mendorong lebih banyak representasi perempuan di dunia sains. 

Setiap tahunnya, lewat program For Women in Science, L’Oréal melihat begitu banyak perempuan peneliti dengan kemampuan luar biasa yang berada di garis depan penelitian. Namun, tetap masih ada kesenjangan gender global yang signifikan di semua bidang ilmiah.

Pada 2021, UNESCO mencatat bahwa persentase perempuan peneliti di dunia hanyalah 33,3 persen. Sementara di Indonesia, menurut Survei Angkatan Kerja Nasional 2020, hanya 3 dari 10 perempuan Indonesia yang berkarier di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM). 

Tahun ini, empat perempuan yang masing-masing berhasil memenangkan pendanaan riset senilai Rp100.000.000 adalah Novalia Pishesha, Ph.D. (Harvard University), Nurhasni Hasan, Ph.D.,Apt (Universitas Hasanuddin), Rindia Maharani Putri, Ph.D. (Insitut Teknologi Bandung) dan Anastasia Wheni Indrianingsih,Ph.D. (Badan Riset dan Inovasi Nasional). 

Acara inagurasi tersebut diselenggarakan secara virtual pada Kamis (10/11), bertepatan dengan hari Pahlawan Nasional dan World Science Day for Peace and Development untuk merayakan pentingnya peranan ilmuwan dan dunia ilmu pengetahuan bagi kemajuan bangsa.

Berikut keempat perempuan peneliti yang dianugerahkan gelar L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2022 National Fellows.

4 perempuan pemenang penghargaan UNESCO (Foto: Dok. Loreal)
4 perempuan pemenang penghargaan UNESCO (Foto: Dok. Loreal)

1. Novalia Pishesha, Ph.D., peneliti dari Harvard Medical School, Harvard University

Malaria menyebabkan 600.000 per tahun karena vaksin dan obat-obatan Malaria saat ini tidak cukup. Menghadapi masalah tersebut, Novalia berusaha untuk mengurangi angka kematian dengan memanfaatkan nanobody atau VHH dari Camelid family. Untuk menguji efikasinya, penelitian medis akan dilakukan.

2. Nurhasni Hasan, Ph.D.,Apt, dosen dan peneliti dari Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin

Nurhasni, melalui penelitiannya, ingin memberikan pilihan baru pengobatan kanker paru-paru. Hal ini ia lakukan dengan mensintesis antikanker berbasis nitric oxide yang dikombinasikan dengan senyawa antikanker dari bahan alam dan menggunakan smart novel system dengan bentuk inhalasi sederhana. Ia berharap penelitiannya dapat meningkatkan efisiensi pengobatan dan mengatasi berbagai kekurangan dari terapi konvensional pengobatan kanker. 

3. Rindia Maharani Putri, Ph.D., peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung

Rindia memanfaatkan cangkang biosilika dari mikroalga jenis Diatom sebagai drug delivery untuk obat-obatan seperti insulin. Diatom memiliki dinding sel yang dapat memproteksi obat yang dienkapsulasi dalam porinya dan meningkatkan permeasi ke sel. Namun, saat ini penelitian mengenai manfaat dinding sel tersebut masih terbatas.

4. Anastasia Wheni Indrianingsih, Ph.D., peneliti dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional 

Anastasia merancang adsorben pad agar masa simpan makanan segar dapat lebih panjang. Adsorben pad yang ia buat terbuat dari bahan bioselulosa, nanopartikel perak dan ekstrak bunga telang yang memiliki sifat antibakteri dan antioksidan. Untuk mencapai tujuannya, ia melakukan karakterisasi kimia, fisika, dan aktivitas uji antibakteri pada proses pembuatan adsorben pad.

Rekomendasi