ERA.id - Pada bulan Rajab, umat Islam disunahkan melakukan lebih banyak amalan baik, termasuk puasa. Keutamaan puasa Rajab berkaitan dengan kemuliaan bulan-bulan tertentu, Rajab adalah salah satu bulan tersebut.
Allah Swt. berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,326) (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. (QS At-Taubah [9]: 36).
Asyhur al-Hurum dalam ayat tersebut memiliki maksud bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Imam Fakhruddin al-Razi menyampaikan, bulan-bulan tersebut disebut sebagai al-hurum karena perbuatan maksiat pada bulan-bulan tersebut akan dibalas dengan lebih berat. Demikian juga, orang yang berbuat ketaatan akan mendapat pahala lebih banyak (Al-Razi, Mafâtîh al-Ghaib, juz 16, h. 53).
Puasa Rajab Berapa Hari?
Dikutip Era dari NU Online, menurut Imam al-Ghazali (w. 1111 M), hukum sunah berpuasa lebih ditekankan untuk dilaksanakan pada hari-hari yang memiliki kemuliaan. Masa mendapatkan kemuliaan itu adakalanya dalam setiap tahun, setiap bulan, ataupun setiap minggu. Dalam kategori tahunan, terdapat pada bulan Dzulhijjah, Muharram, Rajab, dan Sya’ban (Imam al-Ghazali, Ihyâ ‘Ulumiddîn, juz 3, h. 431).
Kemudian, terkait jumlahnya hari untuk melaksanakannya, puasa Rajab hanya dilakukan selama beberapa hari—tidak boleh dilakukan sebulan penuh. Al-Ghazali melanjutkan, sebagian sahabat Rasulullah saw. memakruhkan puasa Rajab yang dilakukan selama satu bulan penuh sebab dianggap menyerupai puasa pada bulan Ramadan.
Disarankan, puasa Rajab dilaksanakan pada hari-hari utama supaya mendapatkan pahala yang lebih besar. Hari-hari tersebut misalnya pada ayyâmul bidh (tanggal 13, 14, dan 15); hari Senin; hari Kamis; dan hari Jumat (al-Ghazali, Ihyâ ‘Ulumiddîn, juz 3, h. 432).
Sabda Nabi Muhammad saw. menjadi dasar dari anjuran terkait empat bulan yang dimuliakan, sebagaimana ditegaskan oleh Imam Fakhruddin al-Razi dalam Mafâtîh al-Ghaib (juz 16, h. 54). Berikut adalah sabda tersebut.
مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا
Artinya: “Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari.”
Keutamaan Puasa Rajab
Ada beberapa penjelasan mengenai keutamaan menjalankan puasa Rajab. Dalam Ihyâ ‘Ulumiddîn (juz 3, h. 431), Imam al-Ghazali mengutip dua hadis berikut ini.
صوم يوم من شهر حرام أفضل من ثلاثين من غيره وصوم يوم من رمضان أفضل من ثلاثين من شهر حرام
Artinya: “Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan lainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadan lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.”
من صام ثلاثة أيام من شهر حرام الخميس والجمعة والسبت كتب الله له بكل يوم عبادة تسعمائة عام
Artinya: “Barang siapa berpuasa selama tiga hari dalam bulan haram, hari Jumat, dan Sabtu, maka Allah balas setiap satu harinya dengan pahala sebesar ibadah 900 tahun.”
Itulah beberapa penjelasan mengenai keutamaan puasa Rajab. Pada dasarnya, puasa ini boleh dilakukan pada tanggal berapa pun, selama tidak dilakukan selama satu bulan penuh. Namun, dianjurkan menjalankan puasa pada tanggal tertentu agar mendapatkan pahala yang lebih besar.