Perayaan Natal Katolik dan Protestan Mengapa Berbeda?

| 22 Dec 2023 06:00
Perayaan Natal Katolik dan Protestan Mengapa Berbeda?
Perayaan natal katolik dan protestan (unsplash)

ERA.id - Mungkin bagi beberapa orang yang bukan beragama Kristen, perbedaan dalam perayaan Natal antara umat Katolik dan Protestan masih belum terlalu familiar. Padahal terdapat beberapa perbedaan perayaan natal Katolik dan Protestan.

Namun, tahukah Anda bahwa kedua tradisi ini memiliki nuansa perayaan yang berbeda dalam merayakan Natal? Mari kita telusuri bersama apa sebenarnya perbedaan antara perayaan Natal umat Katolik dan Protestan.

Perbedaan Perayaan Natal Katolik dan Protestan

  1. Katolik Melarang Perayaan Sebelum 24 Desember

Perbedaan signifikan antara Katolik dan Protestan terlihat pada momen perayaan Natal. Dalam Gereja Katolik, merayakan Natal tidak diizinkan sebelum 24 dan 25 Desember. Proses perayaan dimulai pada malam Natal, tepatnya pada tanggal 24 Desember dengan misa malam.

Di sisi lain, dalam keyakinan Protestan, jemaat diberikan kebebasan untuk merayakan Natal sebelum tanggal tersebut. Waktu perayaan Natal di gereja Protestan biasanya ditentukan oleh kelompok jemaat, seperti umum, pemuda-pemudi, atau kelompok sekolah minggu.

  • Mengapa Orang Katolik Dilarang Merayakan Natal Sebelum 24 Desember?

Dilansir dari laman Paroki Langsep, perbedaan perayaan dikarenakan adanya masa Adven dalam ajaran Katolik. Masa Adven merupakan suatu persiapan bagi umat Katolik dalam merayakan kelahiran Yesus Kristus, memiliki dua dimensi utama.

Masa Adven Pertama, terdapat persiapan jangka panjang yang berkaitan dengan kedatangan Kristus sebagai Hakim Akhir Zaman. Kedua, persiapan jangka pendek yang lebih fokus pada perayaan kelahiran Yesus di Betlehem pada 25 Desember.

Dua makna Adven tersebut memengaruhi perayaan liturgis dan penghayatan rohani. Masa Adven terdiri dari empat Minggu, dengan tema penantian sebagai pusatnya. Minggu pertama hingga 16 Desember menyoroti penantian eskatologis terhadap kedatangan Yesus sebagai Hakim Akhir Zaman, sementara periode 17-24 Desember lebih menekankan persiapan segera untuk merayakan kelahiran Sang Sabda di Betlehem.

Dimensi eskatologis Adven menunjukkan bahwa keselamatan yang kita nikmati terus berkembang menuju kesempurnaan di akhir zaman, sementara dimensi sejarah-sakramental menekankan pemenuhan janji keselamatan melalui kelahiran Yesus di Betlehem. Keduanya menyatu dalam rangkaian perayaan yang mempersiapkan umat untuk menyambut kedatangan Tuhan.

  1. Momen Liturgi

Perbedaan selanjutnya perayaan Natal antara agama Katolik dan Kristen Protestan adalah pada liturgi ibadah perayaan Natal.

Liturgi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "leitourgia," yang berarti kerja sama atau kerja bersama dalam hal peribadatan atau peribadatan kepada Allah dan pelaksanaan kasih.

Dalam agama Kristen Protestan, perayaan Natal umumnya tidak selalu seragam. Mulai dari jadwal perayaan hingga susunan liturgi ibadahnya bisa berbeda. Biasanya, perayaan Natal di Gereja Kristen Protestan melibatkan puji-pujian, doa bersama, khotbah atau firman Tuhan, penyalaan lilin disertai lagu Malam Kudus, dan ditutup dengan tari-tarian, persembahan pujian, serta drama Natal.

Berbeda dalam agama Katolik, liturgi ibadah Natal terdiri dari dua prosesi, yaitu misa malam Natal pada tanggal 24 Desember dan ibadah Natal pada tanggal 25 Desember. Kemudian di Gereja Katolik, liturgi ibadahnya akan seragam di seluruh dunia. Mulai dari ritus pembuka, liturgi sabda, liturgi ekaristi, komuni, hingga ritus penutup, semuanya dijalankan secara seragam.

  1. Umat Katolik Memberi Tempat Istimewa pada Bunda Maria

Perbedaan ketiga dalam perayaan Natal antara agama Katolik dan Kristen Protestan terletak pada peran Bunda Maria. Dalam agama Katolik, Maria dianggap sebagai sosok yang sangat penting dan memiliki tempat istimewa, dengan devosi yang kuat terhadapnya.

Umat Katolik Memberi Tempat Istimewa pada Bunda Maria (unsplash)

Umat Katolik bahkan memiliki bulan-bulan khusus untuk menghormati Bunda Maria, yaitu Mei dan Oktober. Di sisi lain, Kristen Protestan melihat Maria sebagai sosok taat yang melahirkan Yesus, namun perannya dianggap lebih terbatas sebagai ibu Yesus. Meski perbedaan ini memengaruhi tata cara ibadah, kedua agama tetap merayakan Natal dengan sukacita yang sama.

Selain perayaan natal katolik dan protestan, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi