ERA.id - Hong Dabin atau yang sebelumnya dikenal dengan DPR Live mengajukan gugatan terhadap mantan agensinya, Dream Perfect Regime beserta CEO-nya, Kim Scott Yunho (DPR REM) dan Regime International. Pada gugatan tersebut, Hong Dabin menuntut keuntungan dan pendapatan yang adil selama mereka bekerja sama.
Terkait gugatan tersebut disampaikan agensi baru Hong Dabin, yakni CTYL, melalui Instagram resmi. Pada pernyataan agensi, Hong Dabin tidak mendapatkan bayaran untuk world tour mereka yang digelar tahun 2022 lalu.
“Tuduhan yang diajukan adalah pembagian profit yang tidak adil, yang tidak dibayarkannya uang dan data sesuai kesepakatan, dan tidak dibayarkannya gaji penampilan dan world tour,” pernyataan agensi baru Hong Dabin, CTYL, pada Selasa (30/1/2024).
Agensi CTYL mengatakan masalah ini sangat serius bagi Hong Dabin hingga memutuskan menggugat jalur hukum. Agensi berharap kasus ini bisa segera diselesaikan demi kepentingan sang artis.
“Harapan kami adalah fakta yang sebenarnya akan terungkap melalui tuntutan hukum ini dan kami akan berkomitmen untuk berusaha agar kasus serupa tidak terjadi di masa depan,” tuturnya.
Mengenai gugatan Hong Dabin dengan CTYL ini, Regime International sebagai pihak yang menyelenggarakan tur dunia pada 2022 buka suara. Mereka menyatakan sudah membayarkan hasil dari tur dunia kepada CEO Dream Perfect Regime, Kim Scott Yunho (DPR REM).
Setelah membayarkan uang hasil tur dunia tersebut, Regime International mengaku sudah tidak lagi terkait. Proses distribusi kepada anggota yakni Hong Dabin dan DPR Ian bukan lagi menjadi urusan Regime International.
“Hingga September 2022, keuntungan bulanan dibagikan kepada Scott Yunho Kim yang menjabat sebagai CEO Dream Perfect melalui proses yang adil dan transparan,” pernyataan Regime International dilansir dari Soompi.
“Proses pendistribusian pembayaran dan penyelesaian yang diterima oleh Scott Yunho Kim dari Regime dengan anggota lain sepenuhnya didiskusikan atas diskusi pribadi antar anggota. Regime tidak mengetahui hal itu dan tidak ada hubungannya,” tambahnya.
Meski demikian, Regime International menegaskan akan tetap kooperatif atas kasus ini. Mereka akan memberikan semua materi yang dibutuhkan oleh Hong Dabin dengan CTYL.
Sementara itu, Hong Dabin atau DPR Live sendiri memutuskan untuk keluar dari Perfect Dream Regime pada akhir tahun 2023 lalu. Ia keluar dari agensi dan memutuskan untuk melepaskan nama panggung DPR Live dan kembali menggunakan nama aslinya Hong Dabin.
Beberapa waktu lalu sebelum pengumuman ajuan gugatan, Hong Dabin merilis mini album bertajuk Giggles, yang mana satu lagunya menyindir Kim Scott Yunho. Lagu itu berisi kekecewaannya terhadap Scott dan mantan agensinya karena merasa pendapatannya tidak diberikan secara adil.