Gen Z Kawal Pemilu, Najwa Shihab Imbau Hal Ini jika Temukan Kecurangan

| 13 Feb 2024 10:32
Gen Z Kawal Pemilu, Najwa Shihab Imbau Hal Ini jika Temukan Kecurangan
Najwa Shihab (Instagram/najwashihab)

ERA.id - Masyarakat Indonesia akan melakukan pemilihan untuk presiden dan wakil presiden baru, serta wakil rakyat, pada Rabu (14/2/2024). Menjelang Pemilu 2024 ini, Najwa Shihab mengajak masyarakat khususnya generasi muda milenial dan Gen Z untuk mewaspadai tindakan kecurangan.

Melalui Instagram @matanajwa, Najwa Shihab menjelaskan bahwa proses pemilu sangat panjang. Proses yang panjang ini bisa saja memungkinkan terjadinya kecurangan.

"Proses pemilu itu panjang, tidak sekilat proses di balik bilik suara. Hasil coblosan jutaan orang itu nantinya masih akan dikumpulkan, dihitung, dicatat, diantarkan, direkapitulasi lagi, dilaporkan lagi, dan seterusnya. Semakin panjang prosesnya, semakin tinggi proses kecurangannya kan?" ujar Najwa Shihab.

Menurut Najwa Shihab kecurangan dalam pemilu bisa terjadi dalam berbagai jenis. Mulai dari penambahan atau pengurangan jumlah suara, pemilih ganda, perubahan data, kesalahan catat, pengrusakan kertas, politik uang, dan masih banyak lagi.

Dengan berbagai tindakan kecurangan yang mungkin terjadi, masyarakat harus terus mengawal proses Pemilu 2024 ini. Suara yang sudah diberikan harus dikelola dengan benar dan bersih dari kecurangan.

"Peran kita sebagai pemilih tak tuntas dengan hanya menaruh suara di TPS. Tapi penting ikut memastikan suara itu dikelola seperti seharusnya," tuturnya.

Menurut Najwa Shihab suara yang sudah diberikan rakyat harus dikawal oleh rakyat juga dan tidak boleh diganggu gugat. Ia mengajak masyarakat bijak dalam Pemilu 2024 dan hindari kecurangan.

Jika menemukan kecurangan, Najwa Shihab mengajak generasi muda untuk langsung mendokumentasikannya. Mulai dari foto, merekam, kemudian melaporkan tindakan kecurangan tersebut.

"Salah satu caranya, kita bisa langsung foto, rekam, laporkan bila melihat ada indikasi kecurangan baik di TPS atau bukan. Termasuk ancaman dan pemaksaan pemilih, politik uang, manipulasi formulir C, atau penyelewengan lainnya," pungkas Najwa Shihab.

Rekomendasi