ERA.id - Anak Vincent Rompies berinisial L kini jadi perbincangan publik. Putranya diduga melakukan tindak perundungan di Binus School Serpong. Bahkan, korban kini di rawat akibat mengalami kekerasan.
Dalam video itu, anak laki-laki berkacamata berdiri dengan tangan ke belakang. Di depannya, ada anak laki-laki mengenakan kaus coklat tampak merundung. Lalu, anak laki-laki berbaju cokelat tersebut mengucapkan kata-kata kasar dan mendorong anak berkacamata.
Bahkan kabarnya, pelaku sempat mencekik leher anak berkacamata hingga tubuh anak tersebut terhuyung ke belakang. Di sekeliling mereka, terlihat anak laki-laki lainnya ikut meneriaki saat sang anak berkaos coklat melontarkan kata makian kepada anak berkacamata.
Korban diikat di sebuah tiang dan dipukuli dengan balok kayu hingga disundut rokok. Anak Vincent Rompies diduga tergabung ke dalam satu geng GT, geng yang ramai disebut melakukan perundungan.
Sementara, korban yang merupakan calon anggota geng harus melakukan beberapa hal yang diminta senior. Mulai dari membelikan makan hingga harus menerima kekerasan fisik.
Kini, korban pun mengalami luka-luka hingga dilarikan ke rumah sakit. Bahkan pihak korban juga sudah melaporkan kasus bullying tersebut ke Polres Tangerang Selatan. Melihat hal tersebut, lantas bagaimana sikap orangtua saat mengetahui kalau anaknya terlibat sebagai pelaku bullying?
Sikap orangtua saat anak jadi pelaku bullying
Dokter Natalie Walders Abramson, psikolog anak yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan, orangtua harus mengambil langkah tertentu saat mengetahui anak menjadi pelaku bullying. Menurutnya, orangtua harus mencari tahu kondisi yang terjadi kepada anaknya.
Kata dokter Natalie, orangtua perlu memahami peristiwa yang sebenarnya ketika anak diduga terlibat dalam kasus bullying.
"Tidak hanya memeriksa dan mencari tahu, apakah mungkin anak adalah korban perundungan. Namun, juga sama pentingnya untuk mengetahui apakah anak mungkin terlibat dalam perundungan," ujar dokter Natalie, dilansir dari kanal YouTube Chilidren's Hospital Colorado.
Lebih lanjut, orangtua juga perlu mampu memahami agar anak bisa bersikap baik secara sosial dan emosional. Jika anak mengalami masalah, kemungkinan bisa merugikan bagi teman-temannya.
"Ini kewajiban orangtua yang berusaha memastikan semua anak diperlakukan dengan hormat dan disampaikan dengan baik hati. Jadi saya sarankan untuk lebih memperhatikan," tutur dokter Natalie.
Selain itu, ia meminta orangtua juga lebih mengenal teman-teman dari anaknya. Orangtua dapat memperhatikan bagaimana cara anak bisa berinteraksi kepada orang-orang sekitar, dan fungsi ini bisa dikatakan sebagai fungsi kontrol pengasuhan anak.
"Perhatikan apa yang mungkin orangtua ketahui dari keseharian anak-anaknya. Dengarkan keluh kesahnya. Jika kamu tidak dengan keluh kesahnya, kamu sebagai orangtua harus menasehatinya," ucap Dokter Natalie.
Dokter Natalie menyarankan agar orangtua selalu mengajarkan anaknya tentang apa yang boleh dilakukan dan mana tidak pantas untuk dilakukan. Pelaku perundungan perlu diberikan peringatan apa yang salah dan bertentangan dengan norma di masyarakat.