ERA.id - Setiap anak membutuhkan stimulasi sedini mungkin untuk membantu tumbuh kembangnya menjadi lebih optimal. Kurangnya stimulasi menyebabkan keterlambatan perkembangan hingga gangguan neurologis (saraf).
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, sekitar 5-10 persen dari anak-anak mengalami keterlambatan dalam proses perkembangannya, dan diperkirakan 1-3 persen di antaranya anak berusia di bawah 5 tahun.
Pemerhati Tumbuh Kembang Anak, Tante Mobi menyebut, tanda-tanda keterlambatan pencapaian perkembangan (red flag) pada anak dapat diklasifikasikan dalam kategori usia.
Pada usia 0-2 tahun berupa keterlambatan gerakan asimetris dan fisik terlihat terkulai (low muscle tone). Sedangkan pada anak usia pra-sekolah berupa keterlambatan bicara, jalan jinjit hingga regulasi emosi yang buruk.
“Sedangkan pada usia sekolah red flag-nya terlihat seperti kesulitan belajar, hiperaktivitas, inatensi, impulsivitas, regulasi emosi masih belum baik, kemampuan sosial kurang baik, masih mengompol,” ungkap Tante Mobi yang juga merupakan salah satu partner di MS School saat ditemui Era.id di MS School Tebet, Jakarta, baru-baru ini.
Orangtua tak perlu khawatir, pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas bisa dilakukan untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Seperti yang diterapkan MS School sebagai tempat praktik psikologi untuk anak dan orang dewasa, secara khusus membantu orangtua untuk mengatasi masalah tumbuh kembang pada anak.
Terapi berbasis neurologis untuk bantu optimalkan tumbuh kembang si kecil
MS School berfokus pada terapi berbasis neurologis, dimulai dari memperbaiki refleks awal, masalah sensorik dan keseimbangan otak kiri dan kanan.
Memperbaiki refleks awal penting karena mereka berperan dalam pengembangan dasar kemampuan kognitif, motorik, dan adaptif seseorang.
“Keseimbangan otak kiri dan kanan juga penting karena mereka bertanggung jawab atas berbagai fungsi otak, termasuk pemrosesan informasi, pemecahan masalah, dan kreativitas. Dengan memperbaiki aspek-aspek ini, seseorang dapat meningkatkan kemampuan belajar, adaptasi, dan interaksi sosial mereka,” papar tante Mobi.
Apa yang dilakukan ini lebih berfokus pada penggalian akar masalah dan menyusun ulang pondasi dasar yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang si kecil.
Adapun sejumlah bentuk terapi yang meliputi primitive reflexes & sensory therapy, brain balance therapy, speech therapy, occupational therapy, physiotherapy, play therapy dan educational therapy.
Khususnya untuk play therapy atau terapi bermain membantu anak-anak mengekspresikan emosi, menyelesaikan masalah, dan memfasilitasi penyembuhan melalui bermain secara terapeutik.
Ada pula shadow teacher yang bukan hanya dapat mendampingi anak, namun juga dapat memberikan terapi dasar sederhana untuk perkembangan neurologis mereka.
Biro Psikologi MS juga mempunyai bagian pelayanan untuk remaja dan orang dewasa, yaitu MS Wellbeing Center. MS Wellbeing Center menekankan pendekatan halus atau gentle approach untuk mengatasi segala permasalahan psikologis klien.
Terapi yang digunakan juga merupakan terapi terkini, antara lain TAT, JSJ, Bach Flower Remedy dan Sound Therapy untuk berbagai permasalahan fokus, tidur dan memory untuk remaja dan dewasa. Personal coaching untuk pengembangan pribadi dan karier serta Tiny Habit juga dapat dilakukan di MS Wellbeing Center.
MS Wellbeing Center saat ini adalah kelas persiapan pernikahan dan peer counseling untuk remaja. Persiapan pra-nikah membantu pasangan dalam keterampilan, pengetahuan, dan membangun pondasi yang kuat bagi hubungan mereka.
“Peer counseling membantu remaja untuk memberikan dukungan, pemahaman, dan bimbingan kepada teman sebaya mereka, yang mengembangkan rasa kebersamaan, empati, dan kesejahteraan mental,” jelas Rosdiana Setyaningrum, Psikolog Klinis.
MS School dan MS Wellbeing Center berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan. MS School sendiri juga memiliki cabang di Darmawangsa dan Bintaro, Tangerang Selatan. Para psikolog, terapis dan coach di MS School dan MS Wellbeing Center adalah para praktisi yang sudah berpengalaman dalam bidangnya.