ERA.id - Orangtua yang sering membimbing anak dengan kata-kata positif seperti memuji dan menyanjung memiliki dampak yang kuat untuk pertumbuhan kondisi mental anak.
Setidaknya hal itu dikatakan oleh psikoterapis Mansi Poddar yang mengatakan, ketika umpan balik (kata-kata positif) menyoroti upaya dan kemajuan, maka itu memvalidasi upaya anak merayakan pertumbuhan mereka.
“Hal ini membangun kepercayaan diri dan citra diri yang positif. Daripada mengatakan ‘pekerjaan bagus’, lebih baik ‘Saya menyukai cara kamu menggunakan warna berbeda dalam gambar itu’,” katanya, seperti dikutip Antara.
Mansi Poddar mengungkapkan umpan balik dengan komentar positif dapat membawa kegembiraan sejati dalam pembelajaran dan pencapaian anak. Hal ini memupuk kecintaan terhadap pembelajaran dan motivasi diri. Beri apresiasi pada kerja keras yang dilakukan seorang anak.
Menurutnya, anak-anak belajar mengidentifikasi dan mengelola emosinya ketika orangtua memberikan umpan balik yang mengakui perasaannya.
Kebiasaan ini kemudian memupuk kecerdasan emosional, dan berfokuslah pada bagaimana perilaku mereka memengaruhi Anda seperti saat anak bisa berbagi mainan dengan temannya.
“Ketika kita merayakan upaya demi tantangan, hal ini membantu meningkatkan ketahanan pada anak. Tanggapan sederhana seperti, ‘Saya tahu ujian itu sulit, tetapi kamu terus berusaha!’, dapat membuat perbedaan besar. Di sini anak-anak belajar bahwa kesalahan adalah batu loncatan, bukan kemunduran. Hal ini membangun ketabahan dan kemampuan untuk bangkit kembali dari kemunduran,” jelasnya.
Sementara itu, Psikoterapis Sandy Dias Andrade mengatakan ketika orang tua berbicara kasar, kritis, tidak sabar, anak akan merasa dirinya tidak baik-baik saja dan tidak merasa dicintai.
Validasi dan memberi semangat tidak hanya bisa diungkapkan dengan kata-kata namun juga saat melihat anak dan melalui sentuhan.
“Melalui sentuhan kita dan dalam cara kita berhubungan dengan mereka, dalam beberapa cara itu memvalidasi siapa mereka pada tingkat keberadaan yang lebih dalam. Mereka merasa dilihat apa adanya. Hal ini membangun kenyamanan alami dan rasa percaya diri dalam diri mereka sendiri dan dalam kebersamaan dengan orang lain dan di dunia, sebagaimana adanya. Kami bertindak sebagai cerminan jiwa batin mereka,” katanya.