ERA.id - Influencer adalah bagian penting dari dunia digital saat ini. Bagi banyak orang, influencer juga dipandang sebagai panutan. Influencer membangun kepercayaan dan koneksi dengan audiens melalui konten yang menarik dan otentik.
Berdasarkan survei komprehensif yang melibatkan lebih dari 2.000 responden berbagai latar belakang demografis, Konsultan Komunikasi Vero dan YouGov menemukan 94 persen dari respon mengatakan influencer telah memberikan pengaruh dalam membentuk pola perilaku dan keputusan pembelian.
Sebanyak 64 persen dari respon mengatakan alasan utama mereka mengikuti konten dari influencer untuk mempelajari hal baru. Sementara 54 persen untuk mencari informasi terkini dan 53 persen untuk mencari inspirasi.
Sementara, 63 persen dari responden secara aktif mencari konten menawarkan saran dan tips dari para ahli. 47 persen menginginkan konten-konten edukatif. 41 persen merasa tertarik dengan cerita dan pengalaman pribadi influencer.
Hasil temuan ini berlaku untuk berbagai latar belakang demografis, menunjukkan pandangan yang umum tentang nilai, relevansi, dan pengaruh yang diberikan influencer terhadap masyarakat Indonesia.
Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan M.Sc, Universitas Insitute Pertanian Bogor, seorang pakar yang mendalami perilaku konsumen, temuan tersebut menunjukkan pola perilaku konsumsi di masyarakat Indonesia mengalami pergeseran.
Para influencer dinilai sangat relevan dengan nilai-nilai kebersamaan dan sosial dalam budaya Indonesia, di mana kepercayaan dan rekomendasi dari mulut ke mulut memiliki peran yang signifikan.
"Mereka tidak hanya membentuk dan memimpin komunitas baru, namun juga dapat memberikan referensi melalui konten yang menghibur dan sarat informasi berharga yang pada akhirnya akan memengaruhi pilihan dan keputusan pembelian konsumen," tutur Ujang Sumarwan, saat ditemui di Jl. Sunda, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (21/5/2024).
"Kebutuhan konsumen Indonesia akan konten yang mudah dipahami dan dapat dipercaya menjadi tantangan bagi para kreator konten untuk tetap menjaga autentisitas dan relevansi dengan budaya lokal kita. Dengan demikian, pengaruh mereka dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan," lanjutnya.
Ujang Sumarwan merekomendasikan agar perusahaan memanfaatkan potensi pemasaran influencer yang terus berkembang sebagai pilar utama dalam strategi komunikasi dan pemasaran mereka. Konten pemasaran influencer pun harus difokuskan pada storytelling yang autentik, bukan hanya sekadar hiburan.
"Konsumen itu adalah target market. Konsumen yang mengambil keputusan. Ada dua, pertama mereka harus pengenalan kebutuhan. Kedua proses pencarian informasi jadi memastikan mendapatkan informasi akurat dari influencer," ujarnya.
Selain itu, menggunakan analisis data yang mendalam sangat penting dalam mengoptimalkan strategi pemasaran influencer. Dengan menganalisis tingkat interaksi dan insight audiens, menyusun konten yang relevan, memilih influencer yang tepat untuk kampanye mereka, serta mengevaluasi hasil konkret dari upaya pemasaran dengan lebih baik.