ERA.id - Sesi foto prewedding biasanya dianggap sebagai momen istimewa yang diinginkan banyak pasangan muda menjelang pernikahan.
Tak jarang, demi mengabadikan keseruan dan keintiman pasangan, mereka kerap menghabiskan uang jutaan hingga puluhan juta untuk sesi foto romantis itu.
Namun, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo punya pandangan tersendiri terkait foto prewedding.
Dia mengimbau agar generasi muda lebih bijak dalam mengelola keuangan menjelang pernikahan. Kata dia, daripada uangnya habis untuk prewedding semata, lebih baik investasikan ke kesehatan.
"Jangan terlalu membesar-besarkan yang tidak penting, contohnya prewedding. Kita itu preweddingnya sampai puluhan juta habisnya atau bahkan ratusan juta," kata dr. Hasto saat ditemui setelah acara "Siap Nikah Goes to Campus" di Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2024).
Ya, sebelum memasuki kehidupan pernikahan, penting bagi pasangan untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi kesehatan yang optimal.
Biaya mahal yang digunakan untuk foto prewedding, lanjut dr. Hasto, lebih baik dialokasikan untuk memeriksa kondisi kesehatan tubuh sebelum menikah.
Pasalnya, anggaran sebesar itu dapat digunakan lebih bijak, seperti dipakai untuk pemeriksaan kesehatan menyeluruh (medical check up), tes darah, sampai membeli tablet penambah darah yang penting untuk diperhatikan calon pengantin perempuan.
"Konsepsi untuk tes HB (hemoglobin), minum tablet tambah darah, itu dikerjakan. Padahal itu murah banget, bahkan ada yang gratis. Itu pesan saya," tambah Hasto.
Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah, setidaknya bermanfaat untuk memastikan calon pengantin dapat mengevaluasi dan memastikan kalau mereka terbebas dari kondisi medis yang mungkin mempengaruhi kehidupan perkawinannya.
Selain itu, memastikan kondisi kesehatan dan reproduksi dari masing-masing pasangan juga dapat membantu keluarga baru dalam merencanakan kehamilan yang sehat hingga menghindari kondisi yang tidak diinginkan.