Kepala BKKBN Klarifikasi soal Keluarga Minimal Punya Satu Anak Perempuan, Begini Faktanya

| 04 Jul 2024 14:37
Kepala BKKBN Klarifikasi soal Keluarga Minimal Punya Satu Anak Perempuan, Begini Faktanya
Kepala BKKBN, Dokter Hasto Klarifikasi imbauan BKKBN tentang satu keluarga minimal punya anak perempuan (ERA.id / Dinno)

ERA.id - Belakangan ini ramai di media sosial soal imbauan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyebut satu pasangan atau keluarga minimal punya satu anak perempuan demi regenerasi dan pertumbuhan penduduk.

Hal ini kemudian memicu perdebatan karena tak sedikit pasangan suami istri yang belum punya anak perempuan lantas perlu menambah momongan lagi berjenis kelamin perempuan

Jika itu terjadi dan ditanggapi serius, justru pertumbuhan penduduk bisa melesat dan mungkin tak terkontrol. 

Terkait hal itu, narasi satu keluarga melahirkan satu anak perempuan bukanlah imbauan BKKBN yang seharusnya. Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo mengatakan, ada kekeliruan dan miss informasi yang terjadi.

"Kalimatnya salah, jadi harusnya bukan satu pasangan, tapi rata-rata perempuan. Saya tidak bilang keluarga juga, saya bilangnya rata-rata satu perempuan melahirkan satu perempuan," jelas dr. Hasto kepada ERA.id di kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (4/7/2024). 

Kalimat "rata-rata perempuan" melahirkan satu anak perempuan ini bertujuan agar pertumbuhan penduduk menjadi seimbang, dengan kata lain tidak zero growth dan tidak minus growth.

Dia pun menjabarkan lagi pernyataan rata-rata perempuan melahirkan satu anak perempuan tak melulu dalam lingkup satu, melainkan lingkungan sekitar. 

"Misalnya satu keluarga anaknya laki-laki semua lalu termakan miss informasi, jangan dipikir harus nambah anak lagi. Coba lihat tetangganya, kalau di lingkungan sudah ada anak perempuan ya kalimat rata-rata itu sudah terwakili oleh tetangga, kan begitu maksudnya," lanjutnya. 

Di sisi lain, dokter Hasto tak menampik jika kehadiran perempuan itu berperan penting dalam proses regenerasi dan pertumbuhan penduduk di satu wilayah. 

Pasalnya, hanya perempuan-lah yang memiliki rahim dan melahirkan keturunan, bukan laki-laki. Sehingga imbauan BKKBN soal rata-rata perempuan melahirkan satu anak perempuan ini selaras dengan tujuan pertumbuhan penduduk di satu wilayah. 

"Itu makanya kalimat saya itu rata-rata, ya, bukan satu keluarga. Makna anak perempuan ini jangan berkurang jumlahnya, karena kita menginginkan penduduk yang pertumbuhannya seimbang," pungkas dokter Hasto. 

Rekomendasi