Harganya Tembus Rp21 Juta, Ini Tanaman Keladi dan Kuping Gajah yang Lagi Hits di Malaysia

| 17 Mar 2021 08:15
Harganya Tembus Rp21 Juta, Ini Tanaman Keladi dan Kuping Gajah yang Lagi Hits di Malaysia
Keladi (Foto: Instagram/@dedaunan.kediri)

ERA.id - Pandemi COVID-19 berdampak pada kehidupan masyarakat hingga menimbulkan hobi-hobi baru. Salah satu hobi yang cukup banyak diminati adalah tanaman hias. Kini, banyak pedagang tanaman hias yang laris manis karena banyaknya permintaan tanaman hias.

Tak hanya di Indonesia, tren tanaman hias juga terjadi di negeri Jiran, Malaysia. Salah satu kolektor tanaman hias asal Malaysia, Leiister Soon mengaku tanaman keladi dan kuping gajah menjadi tren di masa pandemi COVID-19.

Jenis keladi (Foto: Instagram/@gardencenterwemmel)

"Ini (tanaman hias) seperti melihat lukisan," ungkap kolektor Leiister Soon kepada AFP, dikutip pada Selasa (16/3/2021).

Semenjak pandemi COVIID-19, ia mengaku senang merawat tanaman hias. Sebab, tanaman membuatnya menjadi lebih tenang di masa-masa pandemi saat ini.

"Merawat tanaman berarti saya dapat mengalihkan perhatianku. Ini lebih baik daripada melihat jumlah kasus Covid meningkat," tuturnya.

Tak hanya keladi, berbagai jenis tanaman lainnya juga menjadi tren, seperti anthurium atau bunga flamingo, alocasia, hingga varietas naga perak.

"Dulu relatif murah, harga melonjak tahun lalu ketika lockdown membatasi orang Malaysia di rumah mereka, dan banyak kolektor mulai mengunggah gambar tanaman favorit mereka di media sosial," paparnya.

Leiister Soon mengatakan telah menghabiskan uang lebih dari 20 ringgit atau sekitar Rp69 ribu. Namun, kini harganya bisa menembus 6 ribu ringgit atau Rp21 juta.

Kuping gajah (Foto: Instagram/@dwitakharisma)

Leiister Soon mengaku telah menghabiskan lebih dari 20 ribu ringgit atau Rp70 juta untuk koleksi tanaman hiasnya dalam satu tahun terakhir saja.

"Selama lockdown, orang-orang di rumah berpikir tentang bagaimana mempercantik rumah mereka," kata pemilik pembibitan Daud Kasim kepada AFP.

Daud Kasim mulai menjual tanaman sejak akhir 2018. Permintaan semakin melonjak semenjak pandemi COVID-19. Lokasi usahanya beraa di Sungai Besar, 100 kilometer (60 mil) barat laut Kuala Lumpur.

"Mereka bisa melihat tanaman ini dan stres mereka akan hilang," tutur Daud Kasim.

Seorang kolektor yang rajin, Daud mengaku mulai menjual tanaman keladi pada akhir 2018, tetapi permintaan melonjak selama pandemi COVID-19.

Hampir setengah persediaan pembibitannya terdiri dari tanaman varietas dari berbagai negara, seperti Thailand, Cina, Amerika Serikat, dan Belanda. Daud mengatakan tren itu akan tetap ada, bahkan ketika pihak berwenang mulai mencabut pembatasan.

Malaysia pertama kali memberlakukan pembatasan tahun lalu, tak lama setelah dimulainya pandemi COVID-19. Pembatasan diberlakukan lagi pada Januari 2021 ketika gelombang baru melanda. Otoritas kesehatan telah melaporkan lebih dari 300 ribu infeksi dan lebih dari 1.000 kematian di Malaysia.

Rekomendasi