Tim Editor
ERA.id - Pernikahan siri Rizky Billar dan Lesti Kejora yang dilakukan pada April 2021 menjadi perbincangan publik. Seperti diketahui, keduanya melangsungkan pernikahan resmi pada 19 Agustus 2021. Ditambah lagi, kini kehamilan pelantun "Kejora" jadi sorotan.
Sebab, banyak netizen melihat jika perut Lesti Kejora terlihat membesar dan diduga sudah hamil di luar nikah. Tak hanya netizen, sejumlah netizen juga menyindir pasangan yang dijuluki Leslar, salah satunya adalah Nikita Mirzani.
Melalui Instagram Stories-nya, ia menyindir Lesti Kejora dan Rizky Billar melangsungkan akad sampai dua kali. Saat ditemui awak media, perempuan kerap disapa Nyai ini buka suara. Ia mengaku tidak bermaksud untuk menyindir siapa pun di media sosialnya.
"Gue sekarang nggak marah-marah, karena gue harus mencerdaskan pengikut gue nih, mencerdaskan anak bangsa," ungkap Nikita Mirzani, dikutip dari Sambel Lalap.
Bintang film Nenek Gayung ini juga meminta netizen tak menyalahkan stasiun televisi yang menyiarkan perlangsungan nikah Lesti Kejora dan Rizky Billar. Apalagi, pasangan itu diberikan bayaran yang fantastis.
"TV gak bisa disalahin karena mengambil keuntungan dari artisnya. Nah, artisnya dapat keuntungan dibayar. Apalagi kalau acara eksklusif gitu kan bayarnya double, itu hal yang aku rasakan. Kita nggak bisa salahin stasiun televisinya juga sih," ujarnya.
Namun, ibu anak tiga itu berpesan kepada stasiun televisi untuk menyiarkan yang penting dan edukasi untuk masyarakat.
"Mereka mengambil kesempatan yang lagi viral. Alangkah baiknya menyiarkan yang sesuatu real bukan sinetron atau film dan harusnya real," tuturnya.
Bahkan, perempuan berusia 35 tahun itu sangat menyayangkan Ustaz Subki yang menjadi saksi dalam pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar. Mantan istri Dipo Latief ini juga menanggapi soal Lesti Kejora dan Rizky Billar yang dilaporkan atas kasus pembohongan publik.
"Kalau gue menyayangkan saksi nikahnya ya, Ustaz Subkhi karena gue lumayan ngikutin. Ya kalau Lesti sama Billar mau dilaporin, berarti sinetron nikah yang dimainkan bisa dilaporin. Ini kan konotasinya berbeda ya," ucapnya.
"Kalau film atau sinetron, orang sudah tahu, orang mau promoin sinetron ini. Ini kan beda, tapi balik lagi masyarakat Indonesia," tambahnya.
