ERA.id - Bintang sepak bola Cristiano Ronaldo dinyatakan bebas atas tuduhan penyerangan seksual atau pemerkosaan di tahun 2009. Pembebasan ini terjadi setelah seorang hakim menolak gugatan penyerang seksual terhadap Ronaldo.
Hakim distrik AS Jennifer Dorsey dari Las Vegas menolak gugatan pemerkosaan pada Jumat (10/6/2022) terhadap Cristiano Ronaldo. Gugatan tersebut ditolak setelah pengacara Kathryn Mayorga, Leslie Mark Stovall karena perilaku buruk dan menggunakan dokumen yang bocor sebagai dasar gugatan.
"Saya menemukan bahwa pengadaan dan penggunaan berkelanjutan dari dokumen-dokumen ini adalah itikad buruk, dan mendiskualifikasi Stovall tidak akan menyembuhkan prasangka terhadap Ronaldo karena dokumen yang disalahgunakan dan konten rahasianya telah dijalin ke dalam struktur klaim (penggugat Kathryn) Mayorga," kata Dorsey, dikutip CBS News, Senin (13/6/2022).
"Sanksi keras pantas diterima," lanjutnya.
Di sisi lain kuasa hukum Ronaldo, Peter Christiansen mengatakan pihaknya menyambut baik keputusan hakim tersebut. Ia berharap penghentian kasus ini bisa mengembalikan kepercayaan penggemar kepada Ronaldo.
"Sejak Penggugat pertama kali mengajukan gugatan pada tahun 2018, kami telah mempertahankan bahwa tindakan itu dilakukan dengan itikad buruk," ucap Peter.
"Penghentian langsung kasus penggugat harus memberikan kepercayaan baru kepada semua orang yang mengikuti masalah ini dalam proses peradilan di negera ini sambil menghalangi mereka yang berusaha untuk merusaknya," tambahnya.
Dokumen tersebut awalnya bocor oleh situs Football Leaks dan diterbitkan di surat kabar Jerman Der Speigel di tahun 2017. Saat Stovall memasukkan dokumen itu ke dalam temuannya, pengadilan justru menemukan fakta bahwa Ronaldo tidak melepaskan hak istimewa dan menyerang mereka.
Selain mengungkapkan tuduhan penyerangan seksual Mayorga tahun 2009 terhadap Ronaldo, dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa dia menerima penyelesaian perdata USD 375.000 (Rp5,5 miliar) dengan imbalan tidak mengajukan tuntutan pidana.
Gugatan, yang awalnya diajukan di Pengadilan Distrik Clark County Nevada, berusaha untuk membatalkan penyelesaian asli dan mengamankan tambahan USD 200.000 (Rp2,9 miliar) sebagai ganti rugi, dengan alasan bahwa Mayorga dipaksa untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan.
Mayorga menuduh Ronaldo telah memperkosanya saat dia pergi ke klub malam bernama Rain in the Palms Hotel pada 13 Juni 2009. Ronaldo disebut mengundang Mayroga ke penthouse suite miliknya dengan sekelompak orang lainnya.
Pada saat itu Mayorga menyebut Ronaldo menerobos masuk ke dalam kamar mandi dan memperlihatkan penisnya yang ereksi dan meminta dirinya untuk melakukan oral seks. Mayorga pun menolak dan berusaha untuk pergi, tetapi Ronaldo menariknya ke tempat tidur dan berusaha melakukan hubungan seksual dan menyodominya.
Namun Ronaldo dan kuasa hukumnya menolak tuduhan tersebut. Ronaldo justru mengungkap bahwa hubungan seksual itu terjadi atas dasar saling suka bukan pemerkosaan.
Atas penolakan gugatan tersebut, Mayorga diberi kesempatan untuk mengajukan banding di Pengadilan banding Sirkuit AS ke-9 di San Fransisco.