ERA.id - Tunisia, negara yang sangat memperhatikan peran perempuan di ruang publik dan pemberdayaan perempuan bahkan dalam program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di negaranya.
Keberhasilan Tunisia dalam program KB untuk menurunkan Total Fertility Rate (TFR) patut diacungi jempol. Sejak kemerdekaannya pada tahun 1956, Tunisia tertatih dengan minimnya struktur dan SDM kesehatan untuk memberikan pelayanan KB bagi masyarakat. Karena bagi Tunisia, program KB ini erat sekali kaitannya dengan perkembangan ekonomi negara.
Namun dengan segala keterbatasan tersebut Tunisia tetap memberikan pelayanan KB bagi masyarakatnya dengan mobil unit pelayanan KB keliling yang mereka namakan L'équipe mobile (EM) dan La clinique mobile (CM). Kegigihan ini berbuah manis TFR di Tunisia berhasil turun dari 7 pada tahun 1964 menjadi 5 pada tahun 1984.
Kegigihan Tunisia pada program KB dan kedekatan historis para founding father masing-masing negara, membuat BKKBN RI menginisiasikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Tunisia pada 3 September 2019.
“BKKBN dan National Family Planning and Population of Tunisia (ONFP) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan ruang lingkup Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Kependudukan, BKKBN juga akan mengundang ONFP untuk berbagi praktik terbaik dalam membangun bangsa yang berkualitas melalui Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga, Program pengurangan populasi dan stunting,” jelas Kepala BKKBN Dr.(H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada sambutannya yang dalam hal ini diwakili oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD dalam acara Ambassador Talks di The Westin Hotel, Jakarta (18/7).
Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Riadh Dridi yang juga hadir dalam acara tersebut menyambut baik kegiatan ini sebagai tindak lanjut MoU. Ia juga menjelaskan tentang keberhasilan Tunisia dalam program KB dan kesehatan reproduksi serta peran perempuan di dalamnya. Menurutnya, program KB dan kesehatan reproduksi telah berkontribusi mengontrol pertumbuhan demografi, memperluas jangkauan kontrasepsi, mengontrol fertilitas, meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Hasil dari program nasional ini juga mempunyai dampak yang positif dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keseimbangan dalam keluarga dan masyarakat.
“Di Tunisia partisipasi perempuan pendapat saya akan mengakselerasi pembangunan peradaban untuk menciptakan keadailan dan kesejahteraan khususnya pada program Bangga Kencana dan program penurunan stunting. Saya lihat dalam isu ini partisipasi perempuan sangat besar dan sangat penting. Tunisia punya pengalaman yang baik untuk dikolaborasi untuk bangaimana meningkatkan partisipasi perempuan di Indonesia,” ujar Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi dalam kesempatan yang sama.
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD dalam paparannya menjelaskan tentang program-program yang telah dilakukan pleh BKKBN dalam Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting. Diantaranya adalah pembentukan Satgas Penurunan Stunting, 100 Profesor berbicara tentang stunting pada 34 Provinsi, Ambassador Talks, penelitian dengan para akademisi, webinar yang melibatkan komunitas hingga tingkat akar rumput, pelatihan provider dan penyuluh KB, bermitra dengan mitra nasional dan internasional, Program Mahasiswa Peduli Stunting, Bapak Asuh Anak Stunting, mengembangkan platform teknologi informasi, International Academic Conference terkait kesehatan dan Stunting yang akan segera terselenggara, DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) dan program lainnya.
Ambassador Talks kali ini bertemakan “Redefining Family Empowerment to Strengthen Policies in Developing Quality Nation” dilaksanakan secara hybrid, daring melalui zoom meeting dan akun youtube BKKBNOfficial, luring di the Westin Hotel, Jakarta pada Senin, 18 juli 2022. Acara ini dimoderatori Dosen Departemen Nutrisi FKUI dr. Wijaya Lukito, PhD. Acara ini dibuka oleh Kepala BKKBN Dr.(H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada sambutannya yang dalam hal ini diwakili oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD dengan pembicara utama adalah Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Riadh Dridi. Selain itu, hadir juga memaparkan tentang keadaan program Bangga Kencana dan stunting, Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi dan Joint Director of Technical Cooperation in The National Board of Family and Population of Republic of Tunisia Madam Raja TOUIL CHAABANE.