Multi Beam Echo Sounder digunakan untuk memetakan kondisi di dasar Danau Toba. Sedangkan Remotely Operated Vehicle (ROV) atau robot di bawah air untuk memastikan indikasi bangkai kapal dengan cara menangkap visual objek yang ditemukan secara langsung.
Peran dua alat canggih itu, bukan melulu hanya untuk urusan penelitian semata. Tapi juga bisa untuk menjalankan misi kemanusiaan. Dua alat ini juga berhasil menemukan AirAsia QZ8501 yang jatuh 28 Desember 2014 silam.
Saat itu, dua alat canggih tersebut menempel di Kapal Riset BPPT Baruna Jaya 1 (BJ 1). Kapal ini cocok untuk melakukan pemetaan bawah laut karena dilengkapi juga oleh Side Scan Sonar dan Magneto Meter.
"Alat canggih yang ada di Kapal BJ 1 biasa digunakan untuk survei bawah laut atau pemetaan dasar laut. Karena resolusi hasil tanggapan gambarnya cukup bagus dalam melihat objek yang kecil di bawah laut, maka teknologi ini kerap kali digunakan untuk operasi SAR," kata Deputi bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT, Hammam Riza seperti kami kutip dari situs BPPT, Kamis (28/6/2018).
"Alat pertama yaitu Multibeam Echo Sounder digunakan untuk pemetaan kedalaman laut, kondisi topografi laut, memiliki resolusi tinggi, dan yang tepenting cepat dan akurat," lanjutnya.
Multibeam Echo Sounder punya kemampuan melakukan pemetaan batimetri dengan sapuan sisi hingga 150 derajat. Dengan frekuensi 50 kHz dapat memetakan hingga kedalaman 3 ribu meter dengan maksimum sensor 126 beams.
"Peralatan ini digunakan untuk memetakan dasar laut menggunakan sistem sonar dengan hasil data berupa image profile dasar laut pada kedua sisi sapuannya. Frekuensi kerjanya antara 120-410kHz dengan maksimum operasi pada kedalaman 2.000 meter," terang Hammam.
Alat yang tak kalah penting adalah ROV. Alat ini memiliki fungsi yang sama untuk melihat kondisi bawah laut, hanya saja, ROV menampilkan gambar visual bergerak secara jelas, langsung, dan dapat dikontrol di atas permukaan laut untuk memastikan yang ditemukan oleh ketiga alat sebelumnya.
Bagaimana QZ8501 ditemukan?
Untuk langkah awal, BPPT menurunkan Multibeam Echo Sounder dilanjut dengan Side Scan Sonar yang ditarik Kapal BJ I beberapa meter di bawah permukaan laut. Multibeam akan memotret kondisi morfologi di dalam laut. Bila ada gundukan yang berbeda dari sekeliling, bisa diperkirakan itu berasal dari bangkai AirAsia yang hilang.
Selanjutnya, Side Scan Sonar akan memetakan objek yang sebelumnya terekam bentuknya oleh Multibeam Echo Sounder. Dengan menggunakan prinsip gelombang suara yang dipantulkan, hasil diproses menjadi gambar yang mirip foto udara, dan dapat terlihat secara langsung pada monitor komputer.
Usai kedua alat tersebut, Magneto Meter akan diturunkan untuk memastikan apakah yang ditemukan mengandung logam atau tidak. ROV akan merekam benda di sekeliling temuan ketiga alat sebelumnya melalui padangan visual bergerak.
"ROV ini diturunkan jika memang sudah dipastikan lokasinya," tandasnya.