Bukan soal klub mana yang dipilih Ronaldo sebagai pelabuhan barunya. Melainkan terungkapnya pengakuan para ‘penggemar musiman' Real Madrid yang selama ini bersembunyi di balik jersey bernomor punggung '7'.
Menjadi penggemar siapa pun adalah hak semua orang. Tapi jika pemain yang diidolai pindah klub lalu ikut-ikutan berganti klub favorit juga rasanya terlalu menggelikan. Pilihan terbaik bagi fans sejati adalah tetap menjadi fans salah satu klub tapi memberikan perhatian lebih terhadap mantan pemain yang telah berganti kostum.
Fenomena penggemar seperti ini sebenarnya sudah terjadi sejak dulu. Tapi, mengapa kita tidak mencontoh penggemar yang loyal? Seperti seorang penggila sepak bola yang menahbiskan diri sebagai Madridista sejak Fernando Redondo bergabung pada musim 1994/95. Ketika gelandang Argentina itu pindah ke AC Milan pada 2000/01, apakah dia dengan serta merta menjadi Milanista? Tidak! Pacar boleh ganti, kendaraan pribadi juga boleh ganti, tapi tidak ada yang bisa mengganti klub kesayangannya.
Sampai detik ini dia masih seorang Madridista dan mengidolai Fernando Redondo. Dan di saat penggemar 'musiman' melakukan eksodus dengan menjadi idola baru sebuah klub hanya karena pemain idolanya pindah klub, baginya, menjadi die-hard fan sebuah klub adalah harga mati!
Oke, di era modern seperti sekarang memang banyak yang menikmati sepak bola dengan cara berbeda. Mereka menikmati permainan si kulit bundar dari berbagai sudut yang memang layak diikuti. Mulai dari kualitas dan konsistensi tim-tim besar, kualitas liga-liga besar Eropa, transfer pemain, hingga pasang surut tim dan pemainnya. Dan sebagai tim besar yang sangat berpengaruh, keluar masuk pemain besar tentunya juga selalu terjadi dalam tubuh El Real.
Khusus untuk Ronaldo dan Real Madrid, kedua elemen ini merupakan kombinasi dahsyat. Berbagai trofi dan juga prestasi pribadi CR7 datang silih berganti. Dan jika bulan madu itu sekarang berakhir, mungkin memang sudah saatnya karena tidak ada yang abadi dalam sepak bola. Apalagi usia kapten Portugal ini sudah 33 tahun yang artinya Los Blancos harus segera mencari pengganti yang lebih muda.
CR7 adalah pemain super yang punya fans pribadi. Baik dari kalangan penggila bola maupun non-sepak bola. Dan pergerakannya layak diikuti ke mana pun dia pergi, termasuk ke Juventus. Ronaldo adalah sebuah magnet besar yang akan selalu mengharumkam sepak bola di manapun berada, dan menjadi pelecut para generasi muda yang ingin menjadi atlet sukses. Ya, dia sangat spesial.
Tapi, ada yang tidak dipahami para penggemar sepak bola musiman ini. Seperti disebutkan di atas. Madrid adalah destinasi bagi para pemain bintang. Dan jika ada yang pergi, maka akan ada yang datang. Meski dari jumlah gelar dan gol tidak ada yang bisa mengalahkan Ronaldo, tapi jauh sebelum Ronaldo berseragam 'Si Putih', deretan pemain bintang sudah menjadi ikon raja Spanyol dan Eropa ini.
Sekadar menyebutkan nama. Dari sisi pemain lokal, Los Blancos telah melahirkan sejumlah bintang di berbagai posisi. Sebut saja Manuel Sanchis, Emilio Butragueno, Fernando Hierro, Raul Gonzalez, Fernando Morientes, Michel Salgado, Iker Casillas, Pedro Munitis, hingga Jose Antonio Reyes,
Sementara dari barisan pemain asing lebih dahsyat lagi. Ada Hugo Sanchez, Gheorghe Hagi, Michael Laudrup, Robert Prosinecki, Ivan Zamorano, Fernando Redondo, Roberto Carlos, Clarence Seedorf, Christian Karembeu, Bodo Ilgner, Davor Suker, Predrag Mijatovic, Steve McManaman, Luis Figo, Savio Bartolini, dan Robert Jarni.
Ada juga Christian Panucci, Nicolas Anelka, Zinedine Zidane, Ronaldo Luiz Nazario de Lima, Michael Owen, Santiago Solari, David Beckham, Thomas Gravesen, Mahamadou Diarra, Claude Makelele, Lassana Diarra, Emerson, Robinho, Julio Baptista, Antonio Cassano, Ruud van Nistelrooy, Arjen Robben, Rafael van der Vaart, Wesley Sneijder, dan Fernando Gago.
Jadi, buat Madridista, tetap tenang dan nantikan saja bintang dan ikon Madrid berikutnya.
Baca Juga : Maaf, Tidak Ada yang Diistimewakan di Real Madrid