Tujuh Momen Dramatis Asian Games 2018

| 25 Aug 2018 20:10
Tujuh Momen Dramatis Asian Games 2018
Ilustrasi (era.id)

Jakarta, era.id - Asian Games XVIII 2018 yang dihelat di Jakarta dan Palembang telah masuk hari ke-delapan. Puluhan cabang olah raga telah diperlombakan dalam pesta olah raga terbesar se-Asia ini.

Tidak hanya soal perebutan medali, Asian Games juga memunculkan beberapa kisah terkait perjuangan atlet untuk meraih podium tertinggi. Berikut beberapa kejadian dramatis yang terjadi di arena pertandingan:

1. Jatuhnya Atlet Paralayang Afganistan

Jatuhnya atlet paralayang asal Afganistan Lida Hozoori dari ketinggian 15 meter saat bertanding di Puncak Mas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/8) lalu jadi kisah dramatis selama Asian Games berlangsung.

Kala itu Lida gagal mendarat dengan mulus karena parasutnya kolap setelah mendapat tiupan angin. Akibatnya, Lida mengalami patah kaki dan tulang rusuk sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Gatot Subroto.

Tidak hanya itu gagal mendarat yang berujung pada patah tulang juga dialami oleh atlet paralayang putra asal Hongkong dan Atlet asal Malaysia, Siti Sakinah Osman 

2. Misskomunikasi di Cabor Angkat Besi

Kegagalan lifter andalan Indonesia Triyatno meraih medali karena terjadi miskomunikasi antara atlet, pelatih dan asisten pelatih saat bertanding pada kelas 69 kg putra menjadi momen yang cukup dramatis. Triyatno yang tampil pada final Grup A akhirnya hanya menempati posisi keempat dengan total angkatan 329 kg (snatch 147 kg, clean and jerk 182 kg).

Miskomunikasi terjadi di momen angkatan clean and jerk. Seharusnya, Triyatno mengawali angkatan clean and jerk dengan bobot 180 Kg, tapi angkatan pertamanya justru menempatkan angka 175 Kg karena pelatih belum menambahkan bebannya.

Hal inipun menjadi dramatis karena selisih total angkatan peraih medali perak asal Uzbekistan dan peraih medali perunggu asal Kirgizstan hanya 1 Kg saja.

Pada akhirnya, Triyatno hanya bisa menempatkan 182 Kg pada angkatan kedua dan 186 kg pada angkatan ketiga. Menurut Triyatno, 186 Kg seharusnya ditempatkan pada angkatan kedua.

3. Cedera Antony Ginting di Tunggal Putra Bulutangkis 

Kalau ini nampaknya salah satu kejadian paling dramatis dalam perhelatan Asian Games, kitapun pasti yang menonton lewat layar kaca merinding juga saat melihat tunggal putra bulutangkis Indonesia, Anthony Ginting berhadapan dengan pebulu tangkis asal China, Shi Yuqi, dengan satu kaki.

Saat itu Ginting mengalami cedera di kaki kiri ketika memasuki game ketiga. Sambil terpincang-pincang Ginting berjuang mati-matian hingga kakinya harus diseret. Pada akhirnya ia harus berhenti di saat skor 20-21 pada game ketiga.

4. Diskualifikasi dua tim di nomor Estafet Renang

Pada perlombaan renang di nomor estafet 4x100, awalnya, Jepang meraih emas, kemudian disusul China dan Korea Selatan yang meraih perak dan perunggu, namun hasil itu dibatalkan juri.

Juri memutuskan membatalkan perolehan medali perak dan perunggu bagi China dan Korea Setalan karena mereka meloncat terlalu cepat saat pergantian perenang. Dengan keputusan akhir ini, tim estafet Hong Kong naik ke posisi kedua dan berhak atas medali perak dan tim Singapura meraih perunggu.

Tangis haru para perenang Hongkong dan Singapurapun pecah saat itu, mereka bahagia karena berhasil menyumbangkan medali bagi negaranya.

5. Gugurnya Garuda Muda di 16 Besar 

Kegagalan Timnas sepak bola putra Indonesia di babak 16 besar atas Uni Emirat Arab dalam adu penalti 4-3 menyisakan haru dan kesedihan bagi para pemain dan pendukung timnas.

Sempat tertinggal 2-1 dari UAE, Stefano Lilipaly memperpanjang nafas timnas Indonesia dengan mencetak gol di masa perpanjangan waktu. Kejadian tersebut membakar semangat para pemain dan membuat para penonton yakin kalau Indonesia bisa lolos ke babak selanjutnya. 

Namun, setelah bermain hingga menit tambahan skor tetap 2-2. Pertandingan pun dilanjutkan dengan babak tambahan yang berakhir pada kekalahan timnas Indonesia. 

Padahal sebelum sampai ke 16 besar, perjuangan Indonesia menjadi juara Grup A yang juga dihuni Palestina, Hongkong, Laos dan China Taipei perlu diacungkan jempol.

6. Kegagalan Timnas Sepak Bola Putri Melaju ke Babak 8 Besar Lantaran Kalah Selisih Satu Gol dari Hongkong

Kekalahan telak yang diderita oleh timnas sepak bola perempuan Indonesia membuat mereka terseingkir. Meski telah bermain bertahan, ternyata tim korsel tetap berhasil melibas Indonesia.

Andaikata Indonesia bisa menahan kebobolan 11 gol saja dari Korsel maka akan berlanjut ke fase berikutnya, namun, pada pertandingan itu Indonesia dipukul 0-12, dan lebih menyedihkan gol ke-12 lawan tercipta di ujung babak.

7. Kegagalan Dua Kakak Beradik Aero Sutan Aswar dan Aqsa Sutan Aswar Meraih Medali Emas karena Kerusakan Mesin

Atlet jetski Indonesia, kakak-beradik Aero dan Aqsa Sutan Aswar hanya mampu meraih perak dan perunggu. Aqsa yang sudah memimpin di tiga race harus mengubur impiannya meraih emas setelah jetski yang dipakainya tiba-tiba mati di tengah pertandingan nomor rounabout limited di Ancol, Jakarta.

Rekomendasi