Sampah Plastik di Pantai Indonesia Makin Memprihatinkan

| 06 Oct 2018 18:33
Sampah Plastik di Pantai Indonesia Makin Memprihatinkan
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Lembaga Swadaya Masyarakat bidang lingkungan hidup, Greenpeace menemukan ada 700-an merek sampah plastik yang ditemukan di tiga pantai di seluruh Indonesia. Audit ini dilakukan Greenpeace Indonesia bersama sejumlah komunitas lokal di Indonesia. Tiga pantai yang menjadi sasaran mereka adalah Pantai Kuk Cituis (Tangerang), Pantai Pandansari (Yogyakarta), dan Pantai Mertasari (Bali).

"Ada 797 merek dari sampah plastik yang kami temukan dari tiga lokasi, di mana yang terbesar adalah merek-merek makanan dan minuman (594 merek), kemudian merek-merek perawatan tubuh (90), kebutuhan rumah tangga (86), dan lainnya (27)," kata Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi dilansir dari Antara, Sabtu (6/10/2018).

Ia memaparkan, secara global, hanya 9 persen sampah plastik yang didaur ulang dan 12 persen dibakar. Dengan kata lain, 79 persen sisanya berakhir di tempat-tempat pembuangan maupun saluran-saluran air seperti sungai yang bermuara ke lautan.

Sampah plastik ini juga sempat jadi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kementerian yang dipimpin Susi Pudjiastuti ini memperkirakan potensi perikanan akan terus menurun akibat banyaknya sampah plastik masuk ke kawasan perairan nasional.

"Produktivitas perikanan dapat menurun dan implikasi dari mikroplastik bisa masuk ke jejaring makanan yang akhirnya dapat menimbulkan masalah pada kesehatan manusia," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Moh. Abduh Nurdihajat.

Ia memaparkan, menjelang penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) 2018, KKP juga menggelar Gerakan Bersih Pantai dan Laut seperti di Pantai Pede, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Rabu (3/10). Kegiatan bersih pantai tersebut dilakukan dengan mengumpulkan sampah-sampah di pesisir pantai, terutama sampah plastik untuk kemudian ditimbang.

Dalam kegiatan tersebut, lebih dari 1 ton sampah terkumpul, yakni tepatnya 1.007,54 kilogram. Sampah-sampah tersebut selanjutnya akan dikirim ke tempat pengolahan sampah di Manggarai Barat. 

"Sampah plastik telah menjadi ancaman yang serius. Tidak hanya sampah yang berasal dari daratan Labuan Bajo, tapi juga sampah dari pelayaran laut dan yang terbawa arus serta dari pulau-pulau kecil sekitar Komodo," ujar Abduh.

Abduh menambahkan, jika sampah plastik ini tidak dikendalikan atau dikelola dengan baik, maka terjadi proses pelapukan menjadi mikro dan nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir dan dimakan oleh plankton serta ikan.

Mengingat pencemaran laut sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia, maka diperlukan upaya bersama seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah untuk melakukan pengendaliannya.

"Upaya bersama menyelamatkan potensi pesisir dan laut dari ancaman pencemaran terutama sampah laut harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan," ungkapnya.

Tags : sampah
Rekomendasi