Pamer Setoples Tinja, Bill Gates Kembangkan Toilet Mukhtahir

| 08 Nov 2018 10:15
Pamer Setoples Tinja, Bill Gates Kembangkan Toilet Mukhtahir
Bill Gates (Gizmodo)
Jakarta, era.id - Banyak orang pasti akan mengernyitkan dahi, ketika Bill Gates membawa setoples kotoran manusia di depan mahasiswa peserta Reinvented Toilet Expo di Beijing, China, pada Rabu (7/11). 

Miliader teknologi itu memang tak merasa jijik dengan kotoran manusia yang dibawanya, pasalnya tinja yang dibawanya itu hanyalah sebuah pengantar untuk menjelaskan proyek baru Gates, yakni toilet mukhtahir di masa depan.

Dikatakan Gates, setoples tinja yang dibawanya itu mengandung 200 triliun rotavirus, 20 miliar bakteri shigella, dan 100.000 telur cacing parasit. 

"Aku membawa kotoran ini untuk menarik perhatian betapa seriusnya isu ini, yang membunuh lebih dari 500 ribu orang per tahun, yaitu sanitasi yang buruk," paparnya seperti dikutip dari Gizmodo, Kamis (8/11/2018).

Pendiri Microsoft ini berambisi untuk melakukan perubahan pada teknologi sanitasi tanpa air di seluruh dunia, terlebih di kawasan yang kekurangan air. Menurut Gates bila ini tak segera dilakukan, bukan tidak mungkin air dapat membawa banyak sekali virus, parasit, dan kuman yang semakin buruk.

 

Bersama yayasan Bill & Melinda Gates Foundation, memberikan dana 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada beberapa tim untuk mengembangkan toilet yang tak membutuhkan air ataupun listrik. Toilet itu juga tak hanya akan membuang bakteri dari kotoran manusia, tapi juga dengan biaya operasional yang murah yakni hanya boleh kurang dari lima sen (atau sekitar Rp700,-an) sehari.

Jika merunut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya ada dua miliar orang mengonsumsi air minum yang terkontaminasi tinja. Hal itu pula yang menginisiasinya untuk mengembangkan Toilet bernama Nano Membrane dari Cranfield University.

"Saya harus mengatakan, satu dekade yang lalu saya tidak pernah membayangkan bahwa saya sudah tahu banyak tentang kotoran," ungkap Gates.

Toilet itu dapat mengeringkan kotoran manusia dan kemudian membakarnya, menciptakan panas yang mendayai mesin untuk menciptakan listrik, pupuk dan lainnya. Lalu, air yang dihasilkan juga dapat didaur ulang dan diklaim bisa dipakai untuk keperluan irigasi atau diminum sekalipun.

 

Bahkan pada tahun 2015, miliader teknologi itu, pernah tanpa ragu memimum air dari hasil daur ulang kotoran manusia. "Rasa airnya sebaik dengan air minum di botol. Setelah mempelajari teknik di belakangnya, aku senang saja kalau harus meminumnya setiap hari. Seaman itu," kata dia.

Menurutnya, solusi sanitasi tersebut diharapkan membantu masyarakat miskin yang kekurangan akses pada air bersih sekaligus membersihkan kotoran manusia. Mesin dapat menangani kotoran manusia kuantitas besar untuk menghasilkan air dan listrik.

 

Rekomendasi