Netizen di Antara 'Hanum & Rangga' dan 'A Man Called Ahok'

| 13 Nov 2018 11:30
<i>Netizen</i> di Antara 'Hanum & Rangga' dan 'A Man Called Ahok'
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Film 'Hanum & Rangga: Faith in the City' dan 'A Man Called Ahok' sedang tayang di bioskop Indonesia. Tayang dalam waktu yang bersamaan, 8 November 2018.

Film Hanum & Rangga diadaptasi dari kisah nyata Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Sedangkan 'A Man Called Ahok', juga diangkat dari kisah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat masih kecil hingga remaja.

Tentu menarik untuk membandingkan dua film ini. Sebab, dua-duanya punya banyak kesamaan, mulai dari sumber cerita yang diangkat hingga buku novel biopik dari para tokoh tersebut. Belum lagi kedua film ini tayang di waktu yang hampir bersamaan. Ditambah, para tokoh utamanya yang juga bersinggungan dengan dunia politik.

Namun era.id tak akan membahas aroma politik yang santer tercium dari penayangan dua film ini. Kami hanya akan mengulas sedikit soal daya tarik penonton Indonesia untuk menyaksikan kedua film yang sama-sama mengangkat genre drama true story ini.

Film Hanum & Rangga: Faith in the City, trailer dari film ini kerap kali diputar ketika intermezo iklan di Bioskop. Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Hanum Salsabiela Rais, putri Amien Rais, yang dirilis tahun 2015 ini menceritakan perjalanan Hanum dan suaminya dalam mempertahankan cinta sebagai pasangan suami-istri.

 

Film ini menampilkan Acha Septriasa (Hanum), Rio Dewanto (Rangga), Alex Abbad, dan Arifin Putra. Hanum & Rangga: Faith in the City menawarkan premis cerita tentang pergulatan batin antara menjaga keimanan dan kesetiaan dalam mahligai rumah tangga di kota New York yang megah. Trailer-nya di YouTube sudah ditonton lebih dari 2 juta kali.

Lanjut ke film berikutnya, A Man Called Ahok digarap oleh Putrama Tuta dengan mengadaptasi buku dengan judul yang sama karangan Rudi Valinka. Sesuai dengan judulnya, sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi karakter utama film ini. 

Sosok Ahok pada film ini diperankan oleh Daniel Mananta. Berbeda dengan film 'Hanum & Rangga', 'A Man Called Ahok' menceritakan tentang kehidupan Ahok kecil yang tinggal di daerah Belitung Timur, hingga akhirnya menjadi seorang Gubernur. Trailer film ini sudah ditonton sebanyak lebih dari 3 juta penonton di YouTube.

 

Rating dan Perolehan Penonton

Penayangan dua film biopik ini di layar kaca Indonesia pun mendapat berbagai respon menarik dari masyarakat. Bahkan kedua film ini sempat jadi bahan perbincangan warganet soal berapa banyak perolehan jumlah penonton yang menyaksikan film ini di bioskop. Hanya saja unggahan pada Twitter salah mengartikan warna kursi penonton di bioskop.

Dalam postingan yang diunggah @Donihendarto, ia salah mengira kursi berwarna hijau telah terbeli sedangkan kursi berwarna merah tidak ada yang membeli. Dari foto yang diunggahnya, slot kursi penonton untuk film 'Hanum & Rangga' didominasi warna hijau, sedangkan 'A Man Called Ahok' didominasi warna merah.

 

Sekarang, mari kita lihat dari perolehan jumlah penonton sementara kedua film ini. Menurut data dari situs filmindonesia.or.id, sejak kedua film tayang pada 8 November, 'A Man Called Ahok' lebih unggul dengan 587.747 penonton. Sedangkan 'Hanum & Rangga: Faith in the City' mendapatkan 201.378 penonton.

Beralih ke urusan rating, kedua film ini sudah tercatat pada IMDB Rating. Sebuah situs yang menilai seberapa bagus film tersebut tayang dan di rating berdasarkan pengguna IMDB lainnya.

Dalam kasus kedua film tanah air ini, IMBD memberi penilaian yang berbeda. Hanum & Rangga: Faith in the City hanya mendapat user rating 1/10 dengan 207 komentar, yang terbilang cukup pelit dalam memberikan rating. 

Sedangkan A Man Called Ahok justru mendapat user rating 9,2/10 dengan 134 komentar yang memuaskan, ditambah kepopuleran film ini yang naik tajam sebanyak 3.288 persen. 

Penilaian yang cukup jauh dari kedua film tersebut, tapi perlu dijelaskan bila rating pada film ini diberikan berdasarkan user rating atau pengguna yang telah terdaftar. Sehingga bukan rating dari situs IMDB, di mana rating yang Anda input akan memengaruhi nilai sebuah film. 

Memang skor atau rating penilaian IMDB dan komentar-komentar belum tentu mempengaruhi baik buruknya sebuah film. Semuanya akan kembali pada kalian apakah akan menyaksikan salah satu dari film yang sedang tayang ini atau keduanya untuk dikomparasi secara adil. Jadi selamat menikmati.

Rekomendasi