Menurut laporan tersebut, beberapa hari ini pengguna internet di China mengeluh, mereka tak dapat mengakses cn.bing.com. Berdasarkan narasumber anonim yang berbicara kepada Financial Times, perusahaan plat merah China Unicorn telah mengonfirmasi pesananan itu datangnya dari pemerintah. Kendati demikian yang menyebabkan hal itu terjadi, penyebabnya masih abu-abu.
Menanggapi hal itu, seperti dikutip The Verge, pihak Microsoft memberikan pernyataan, "kami telah mengonfirmasi bahwa Bing saat ini tidak dapat diakses di China dan sedang berembuk untuk menentukan langkah berikutnya."
Pemblokiran situs web Barat pada umumnya, dan AS pada khususnya, bukan hal yang luar biasa di negeri komunis tersebut. Sebelumnya Facebook, Instagram, dan Twitter sudah lama hengkang dari China.
Microsoft Bing adalah salah satu dari sedikit layanan asal AS yang tetap tersedia di negara itu meskipun bersaing dengan mesin pencari asal dalam negeri.
Bing dapat bertahan lebih lama daripada situs pendahulunya yang sudah diblokir, lantaran kesediaan Microsoft mematuhi kebijakan sensor China.
Tapi, konsensus itu rupanya sudah tidak berlaku lagi. Di bawah presiden Xi Jinping, China telah tumbuh dengan kontrol yang lebih ketat terhadap internet.
Sebelumnya, Google telah mendahului Microsoft Bing untuk hengkang dari China. Google beroperasi di China hanya sampai tahun 2010 sebelum akhirnya mereka menarik diri dari negara itu sebagai protes terhadap kebijakan tentang kebebasan berbicara dan akses informasi.
Sebagai gantinya, muncul Baidu sebagai pengganti wahana bersluncur Google. Baidu yang dikendalikan oleh pemerintah setempat muncul sebagai penyedia pencairan online terbesar di China, dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 70 persen.