Hotel Mumbai: Ketegangan Berlapis Tanpa Jeda

| 06 Apr 2019 10:31
<i>Hotel Mumbai</i>: Ketegangan Berlapis Tanpa Jeda
Tangkap layar salah satu adegan dalam Hotel Mumbai
Jakarta, era.id - Pada November 2008, kota Mumbai dan beberapa lokasi di sekitarnya diserang kelompok radikal bersenjata yang menembaki warga yang melintas secara membabi buta. Target utama kelompok tersebut adalah hotel termegah di kota itu, Hotel Taj Mahal Palace.

Semua kisah ini tersaji dalam video dokumenter Surviving Mumbai rilisan 2009 yang digarap Victoria Midwinter Pitt. Berdasarkan dokumenter tersebut, beberapa perusahaan film seperti Thunder Road Pictures, Xeitgeist, Arclight Films, serta Electric Pictures bahu membahu dalam menggarap fillm action thriller Hotel Mumbai.

Film ini digarap secara dramatik oleh Anthony Maras yang juga menulis naskahnya bersama John Colle. Di deretan para artis, ada nama-nama seperti Dev Patel, Armie Hammer, Nazanin Boniadi, Anupam Kher, Tilda Cobham-Hervey, Jason Isaacs, Suhail Nayyar, dan Natasha Liu Bordizzo. Film ini pertama kali diperkenalkan dalam Toronto International Film Festival pada 7 September 2018 dan kemudian dirilis di Adelaide Film Festival Australia pada 10 Oktober. 

Cerita bermula ketika sepuluh orang pemuda bersenjata secara diam-diam datang ke Mumbai. Mereka saling berpencar di seluruh penjuru kota, salah satunya adalah stasiun kereta. Dalam waktu yang cukup singkat, mereka memulai aksinya dengan menembaki semua orang yang ada. Sementara itu, di jantung kota Mumbai, tepatnya di hotel termegah di kota tersebut beberapa petugas dan staf hotel seperti Arjun (Dev Patel) dan kepala koki Hemant Oberoi (Anunam Kher) tengah mempersiapkan pelayanan kepada tamu hotel yang saat itu siap menginap seperti Zahra (Nazanin Boniadi) dan suaminya, David (Armie Hammer) serta seorang artis bersama anak dan pengasuh bayinya, Sally (Tilda Cobahm-Hervey). Mereka tak sadar, para pemuda dan kelompok muslim radikal asal Pakistan masuk ke dalam hotel dan mulai mengancam sama setiap orang.

Ketegangan pun mulai dibangun. Satu per satu penghuni hotel di tembaki. Sementara tidak ada pertolongan dari kepolisian setempat yang ternyata tidak memiliki senjata dan personel lengkap untuk menghadapi situasi darurat seperti ini. Sementara pasukan taktis hanya dimiliki New Delhi yang jaraknya sangat jauh dan harus menempuh perjalanan selama berjam-berjam. Sehingga para tamu dan staf hotel harus bertahan dan bersembunyi dari para teroris yang selalu melakukan hubungan dengan pria misterius yang disebut sebagai Brother Bull. 

Persiapkan Jantung Kamu 

Film ini diceritakan dari beberapa sudut pandang, sehingga membuat penonton sangat intens mengikuti alur cerita dengan sangat baik. Dua karakter yang menonjol tentu saja Arjum, sebagai staf hotel, Zahra sebagai tamu serta ibu dari bayi yang tertinggal di kamarnya saat kejadian menyerang, serta tokoh salah satu teroris bernama Abdullah yang diperankan dengan apik oleh Suhail Nayyar, meski ia akhirnya hanya jadi bumbu untuk mengetahui apa yang memotivasinya melakukan kegiatan mematikan seperti itu.

Tentu akan sangat mengerikan melihat beberapa orang dibantai dengan sangat sadis tanpa kenal bulu. Mulai dari stasiun, restoran kaki lima di sekitaran hotel, serta dalam hotel itu sendiri. Penonton bisa menyaksikan betapa putus asanya mereka yang terdesak dan harus bertahan. Sementara sebagian lagi harus mencari tempat persembunyian. 

Para sineas dengan apiknya menyuguhkan adegan suspense yang membuat jantung terus dipompa, sementara kita juga dibuat tahan napas. Salah satunya adalah adegan Sally yang terpaksa bersembunyi di lemari kamar hotel dengan bayi yang menangis terus menerus, sementara dua orang teroris masuk ke dalam kamar. Termasuk adegan ketika Sally dan bayi itu terkunci dalam sebuah ruangan kecil demi mencari tempat bersembunyi. Tentu membuat beberapa penonton menutup mukanya. 

Salah satu bumbu yang ditambahkan untuk mencairkan suasana adalah adegan beberapa teroris yang ternyata lugu dan belum pernah menginjakkan kaki di hotel mewah dan makan makanan ala hotel. Termasuk ketidakmengertian mereka menggunakan bahasa Inggris. Dari mata tokoh teroris Abdullah, kita juga melihat betapa mirisnya mereka ternyata diperintah oleh orang yang tidak mereka kenal dengan cuci otak jihad dan janji uang banyak yang akan diberikan kepada keluarganya. Dari mata sang tokoh teroris juga ditunjukkan akan dilemanya ketika harus menghabisi salah satu sandera yang ternyata bisa mengucapkan lafaz tahlil. 

Sayangnya, ada beberapa tema dan isu yang kabur di sini dan kurang dipertajam oleh para kreatornya. Khususnya tentang prasangka yang berkaitan dengan masalah ras Arab dan Islam. Seperti ketika salah seorang perempuan Inggris sesama sandera ketika menghujat Zahra yang bisa berbahasa Arab dan langsung menuduh ‘kau adalah bagian dari mereka.‘ Termasuk ketika Arjun yang diminta untuk keluar dari ruangan karena terganggu akan brewok dan janggut serta turbannya. 

Ringkasnya, film ini siap memberikan banyak suspense dan ketegangan seperti yang dirasakan para staf dan tamu hotel yang bertahan selama 12 jam tanpa bantuan dari pihak kepolisian. Mengingatkan ketegangan seperti yang dirasakan ketika menonton kisah Captain Philips yang diperankan oleh Tom Hanks. Rating untuk film ini berada di kisaran 8 dari 10. Hotel Mumbai mulai akan diputar reguler di bioskop Indonesia 14 April mendatang. 

Simak trailer-nya di bawah ini sekarang, ya...

 

Rekomendasi