Kontrak Internasional Speaker First dan Kebangkitan 70's Rock

| 21 Jun 2019 17:45
Kontrak Internasional Speaker First dan Kebangkitan <i>70's Rock</i>
Speaker First (Instagram/speaker_first_official)

Jakarta, era.id - Trio rock n roll Bandung, Speaker First telah menandatangani kontrak dengan label besar Amerika Serikat (Amrik), BMG. Menurut Speaker First, kerja sama ini menjadi pertanda bangkitnya musik rock 70-an.

Memulai kerja sama ini, Speaker First dikabarkan tengah mempersiapkan enam materi untuk mini album pertama yang akan dirilis secara global, khususnya Amrik dan Jerman. BMG sendiri telah menyatakan siap mendorong penjualan mini album mendatang, termasuk menggelar tour dan berbagai bentuk promosi.

Penandatanganan kerja sama antara Speaker First dan BMG sejatinya sudah dilakukan sejak bulan lalu. Perjalanan Mahatir Alkatiri (vokal), Beny Barnady (gitar), dan Bony Barnady (gitar) bersama BMG dimulai saat ketiganya mendatangi Wildshire Blvd, Los Angeles, Amrik, untuk bertemu Thomas Scherer selaku Executive Vice President Repertoire & Marketing dan Marian Alexander Wolf selaku Vice President Head of Global Writer Service dari BMG.

Sejak itu, secara resmi BMG akan menyediakan segala bentuk treatment untuk membesarkan musik Speaker First. “Oke, menyadari untuk musik kami yang rock n roll seperti yang kami mainkan agak sedikit susah diterima di Indonesia. Terlebih lagi pelaku dan penikmatnya belum terdukasi dengan baik. Oleh karena itu kami mencari kolam yang lebih besar,” tutur Atir kepada era.id, Kamis (21/6).

Bergabungnya Speaker First bersama BMG menambah daftar musisi Indonesia yang telah lebih dulu menjalin kerja sama dengan label-label berskala internasional. Sebut saja bintang hip hop, Rich Brian dan penyanyi muda Niki yang sebelumnya telah meneken kontrak dengan 88Rising Music, label yang juga berdiri di Negeri Paman Sam.

Kebangkitan rock 70-an

Kontrak Speaker First dan BMG ini didasari oleh berbagai pertimbangan. Athir menjelaskan, dari sisi BMG, label yang menaungi Coldplay, Rammstein, hingga Christina Aguilera itu menyatakan tertarik dengan ontentisitas dan orisinalitas musik rock n roll yang dimainkan Speaker First. “Di sana mereka mencari yang otentisitas, bukan yang mengikuti band siapa.”

Menurut Atir, kerja sama ini akan jadi langkah penting bagi Speaker First ataupun BMG di dalam dinamika industri musik dunia yang diprediksi akan menghidupkan kembali kejayaan rock di era 70-an. “Nah, kebetulan, era musik sekarang kebanyakan EDM atau pakai alat-alat gadget yang banyak. Nah, yang main musik rock secara organik itu sudah langka. Jadinya kami mengisi ruang kosong tersebut. Dan sepertinya industri musik dunia nanti akan berbalik lagi ke era rock seperti tahun 70-an.”

Lebih lanjut, Atir menuturkan, perhelatan Woodstock ke-23 di Polandia pada Agustus 2017 jadi panggung yang mengangkat nama Speaker First. Menurut Atir, perhelatan itu juga membuat banyak label menyatakan ketertarikannya menggandeng Speaker First.

Sebelum memutuskan teken kontrak dengan BMG, Speaker First sempat ditawari kontrak oleh label internasional lain. Sebut saja. “Sebenarnya ada beberapa label yang sempat menawarkan juga selain BMG selama perjalan itu. Ada Road Runner, label yang cukup besar juga tempatnya Slipknot. Terus ada label Glass Knot. Tapi akhirnya setelah kami pikir masak-masak, akhirnya kami memilih BMG.”

Speaker First terbentuk pada 2002 lalu oleh si kembar Bony dan Beni yang kemudian bergabung dengan Sony Music Indonesia melalui album “Whatever You Say” (2004) dan Duta Musik dengan album ”Dunia Milik Kita”. Mereka juga sempat mengisi soundtrack untuk film GIE yang diperankan Nicholas Saputra pada 2005 lalu.

Sempat tenggelam beberapa tahun, sampai akhirnya mereka bangkit lagi di tahun 2016. Di tahun 2017, mereka berkesempatan tampil di berbagai festival musik internasional, mulai dari Woodstock Festival di Polandia, Liverpool Sound City Festival 2018 di Inggris, serta Musexpo 2018 Los Angeles, Amerika Serikat.

 

Rekomendasi