Dalam The Science of Fictions, Noen mengangkat tahun 1960-an sebagai latar waktu dalam film. Kisah The Science of Fictions diantarkan oleh Siman (Gunawan Maryanto), seorang laki-laki yang kehidupannya kacau setelah tak sengaja menyaksikan pendaratan bulan palsu yang dilakukan sekelompok orang asing di Pantai Parang Tritis, Yogyakarta.
Para kru yang terlibat dalam skenario pendaratan bulan palsu itu kemudian menangkap Siman. Lidah Siman dipotong agar ia tak dapat membocorkan misi rahasia itu. Siman bisu kemudian berusaha menyampaikan temuannya dengan banyak cara, mulai dari memeragakan gerak tari hingga merakit sebuah pesawat luar angkasa di belakang rumahnya.
Di sinilah kemampuan 'nyeni' Noen bermain cantik. Tanpa dialog yang keluar dari mulut Siman, Noen dipaksa untuk memaparkan narasi film dalam bentuk visual. Trailer The Science of Fiction sendiri sudah dilempar sejak beberapa waktu lalu. Trailer dibuka dengan penampakan sosok Siman yang tengah menyaksikan skenario pendaratan bulan palsu.
Konflik dalam film ini mengangkat bagaimana upaya Siman memberi tahu orang-orang soal temuannya ini justru tak ditangkap dengan baik. Alih-alih diberi kesempatan menjelaskan, Siman malah disebut gila oleh orang-orang di kampungnya. Dalam wawancara bersama Close-Up Culture, Noen mengamini tantangan besar yang harus ia dan Gunawan hadapi.
“Karena Siman tidak dapat berbicara, tantangan bagi aktor (Gunawan) adalah menyampaikan cerita melalui tubuh dan gerakan. Karena kesulitan ini, saya dan Gunawan Maryanto memiliki ruang yang luas untuk membuat bahasa kita. Penonton bisa menebak dan itu adalah hal lain yang membuat kegembiraan lain,” tutur Noen dikutip Rabu (7/8/2019).
Lebih lanjut, Noen menjelaskan alasannya mengangkat kisah pendaratan bulan palsu di tahun 1960-an sebagai premis. “Itu adalah zaman Perang Dingin dan salah satu yang menarik adalah perlombaan luar angkasa. Saya tertarik untuk menunjukkan dampak konflik politik yang sangat besar pada seorang individu,” kata Noen.
-
Entertainment10 Dec 2024 15:20
Taskya Namya Kesetanan Saat Syuting Film Hutang Nyawa, Kenapa?
-
Lounge22 Dec 2019 10:11
Film Nasional yang Harumkan Nama Bangsa Sepanjang 2019
-
Lounge28 Sep 2019 16:02
Tiga Film Indonesia Bersaing di Festival Film Internasional Tokyo