Dua puluhan orang berkumpul dalam tiga meja, sama-sama memulas kertas, dengan pilihan warna berbeda. Mereka adalah peserta workshop melukis ilustrasi binatang dengan cat air bersama Luqman Reza Mulyono. Seniman yang akrab dengan cat air ini mengajari dengan telaten para peserta, di Backspace Lippo Mall Puri.
Menurut Luqman, melukis dengan cat air atau yang tren dengan istilah watercolour, harus dimulai dari bidang terluas, baru menggarap detail.
"Kita warnai dulu dari yang paling luas dulu, seperti latar (background) obyek, lalu dimulai juga dari yang paling terang, ini untuk menghindari kesalahan. Karena sifat cat air yang ketika ditimpa warna lain, dan ternyata salah, akan menjadi jelek. Berbeda dengan cat minyak," kata Luqman, Sabtu (20/01/2018).
Menurut lelaki yang akrab disapa Jongkie ini, kertas yang digunakan sebagai medium lukis, bukanlah kertas biasa. Melainkan kertas khusus yang terbuat dari katun 100%.
"Makanya kalau kita kasih masking tape atau kita kenai cutter tidak akan robek," katanya.
Sementara, untuk kuas, menurut Jongkie, cukup menggunakan dua jenis saja yang utama.
"Pakai jenis round, yang besar dan yang kecil. Kalau ukuran pastinya, itu tergantung merek, yang besar ini difungsikan untuk mewarnai medium yang lebar, sementara kuas kecil, untuk menggarap detail seperti alis, mata, atau bulu," paparnya.
Dari bangunan ke binatang
Berangkat dari disiplin ilmu arsitektur, lelaki yang kini tinggal di Malang ini mengakui, objek gambar pertamanya adalah arsitektur.
Namun, ketika dirinya mulai menekuni watercolour, ia mulai mempelajari anatomi wajah manusia, dan kini fokus pada ilustrasi binatang.
"Gambar binatang itu lebih univesal. Enggak seperti menggambar wajah manusia, kadang ada tekanan-tekanan seperti permintaan, misal harus sesuai banget dengan foto, atau misal ada kekurangan di bagian alis, atau mata," aku Jongkie yang memiliki gaya ilustasi surealis.
Ilustrasi surealis merupakan gambar yang sesuai dengan kondisi real suatu obyek, namun ditambahkan daya imajinatif, agar lebih terkesan dramatis. (Fathurrozak Jek)