Aplikasi Study the Great Nation ini berisi artikel berita dan video yang banyak menyoroti kegiatan Presiden China Xi Jinping. Aplikasi ini mendorong warga mendapatkan poin dengan membaca artikel, mengomentari, dan memainkan kuis tentang China dan pemimpinnya. Wajib hukumnya bagi para pejabat partai dan pegawai negeri untuk memiliki aplikasi ini.
Berkat permintaan persuasif otoritas kepada warganya untuk mengunduh aplikasi ini, Study the Great Nation menjadi yang paling banyak diunduh di China. Meski telah rilis sejak Februari, aplikasi ini kembali ramai diperbincangkan usai laporan analisis yang menyatakan bahwa aplikasi tersebut merupakan aplikasi spionase pemerintah.
Open Technology Fund atau perusahaan keamanan siber Jerman Cure 53 membongkar sisi gelap dari aplikasi pemerintah pada akun ponsel berbasis Android itu. Mereka menemukan ada kecurigaan tentang invasi aplikasi dan elemen tersembunyi yang dapat memantau pengguna dan menyalin data. Menurut Core 53, aplikasi ini berisi kode yang menyerupai pintu belakang, yang dapat menjalankan perintah dengan hak istimewa penggunaan super para pengelolanya.
Baca Juga: Perkenalkan, Heli 'UFO' Made in China
Hak istimewa ini memberi kekuatan pemerintah untuk mengakses isi ponsel warganya. Termasuk, mengunduh perangkat lunak apapun, melihat daftar kontak, pesan, foto, menulusuri riwayat internet, bahkan mengaktifkan perekam audio. "Ini sangat tidak lazim untuk sebuah aplikasi yang memerlukan tingkat akses ke perangkat. Tak ada alasan untuk memiliki hak istimewa ini kecuali Anda melakukan sesuatu yang tak seharusnya," kata Direktur Riset di Open Technology Fund Adam Lynn, dikutip dari Washington Post, Rabu (16/10/2019).
Meski belum ada bukti akses tingkat tinggi itu sedang digunakan, namun Core 53 dalam laporannya menyatakan keanehan, alasan di balik aplikasi pendidikan yang justu membutuhkan akses ke ponsel tersebut. Aplikasi ini memperlemah enkripsi yang digunakan untuk mengacak data dan pesan sehingga memudahkan pemerintah memecahkan keamanan. "Ini bisa mengambil alih seluruh perangkat dan bisa mengirim kembali informasi," ujar Lynn.
-
Tekno16 Oct 2021 09:50
Apple Hapus Aplikasi Al-Qur'an di China karena Permintaan Pejabat
-
Afair11 Jul 2020 09:45
Amazon Sempat Larang Karyawan Pakai TikTok