Peneliti dari South Dakota State University, Brookings menemukan, flavonoid yang terdapat dalam buah dan sayuran seperti blackberry, blueberry, anggur merah, apel, bawang merah, brokoli, delima, stroberi, aprikot, kol merah, terong ungu, cokelat dan teh berperan di sini.
Menurut mereka, asam 2,4,6-trihydroxybenzoic (2,4,6-THBA) senyawa yang diproduksi ketika bakteri usus memecah flavonoid yang menghambat enzim yang terlibat dalam pembelahan sel. Temuan ini muncul saat tim peneliti mempelajari aspirin.
"Didorong oleh temuan ini, kami berhipotesis 2,4,6-THBA mungkin menjadi kontributor sifat pencegahan kanker dari flavonoid. Eksperimen selanjutnya membuktikan senyawa ini menghambat pertumbuhan sel kanker," tutur Jayarama Gunaje, salah satu peneliti seperti dilansir Medical News Today, Senin (6/1/2020).
Meski begitu, para peneliti berpendapat menunjukkan kemanjuran senyawa 2,4,6-THBA sebagai penghambat sel kanker sangat penting. Pengujian pada hewan dan uji klinis perlu dilakukan.
"Karena mikroflora usus berkontribusi terhadap degradasi flavonoid dalam usus, kami sedang dalam proses mengidentifikasi spesies bakteri spesifik yang dapat menghasilkan 2,4,6-THBA. Bakteri ini kemudian dapat digunakan sebagai probiotik bersama dengan suplemen flavonoid untuk pencegahan kanker," tutur Gunaje.
Di seluruh dunia, lebih dari 1 juta orang terdiagnosis kanker kolorektal setiap tahun. Ada sederet faktor risiko kanker yang perlu diwaspadai, termasuk diet yang kaya daging merah, seperti daging sapi, domba atau babi dan daging olahan, lalu kelebihan berat badan dan obesitas.