Tim Editor
Musa Widyatmodjo selaku perancang busana terkenal, menyatakan bahwa awal dekade ini tren fashion sekarang ini cukup beragam, berani, dan tidak berpatok ke satu hal saja.
"Tren fashion kali ini berbeda dengan dekade sebelumnya. Dulu, ada 'kesepakatan' yang terjadi. Misalnya sekarang trennya motif bunga-bunga, warnanya cokelat, dan lainnya," kata Musa seperti dikutip dari Antara.
Gebrakan fashion ini terbentuk dari "ketidaksepakatan" dari sekumpulan orang. Baginya, masyarakat harus lebih berani dalam mengekspresikan setiap penampilannya. Untuk informasi soal fashion sudah banyak bisa ditemui melalui referensi-referensi fashion masa kini di internet.
"Saya melihat banyak konsep yang lebih individual dan berkarakter. Dari tahun ke tahun, lebih ke perpaduan gaya individual; bagaimana me-mix culture, hingga styling yang colorful, berani, dan eksperimental," ujar Musa.
Menurut pengamat fashion ini, selama hampir tiga dekade masyarakat modern selalu ingin menampilkan tampilan yang beragam.
"Ada ekspresi untuk tak menimbulkan keseragaman. Keberagaman itu jadi tolok ukur nilai masyarakat modern saat ini yang tak mau menjadi sama," katanya.
"Fashion bukan cuma skinny atau badan kurus, tapi juga untuk aneka ragam bentuk tubuh, lebih inklusif. Model saat ini tak harus cantik dengan rumusan baku di tahun 1980-1990an, tapi lebih ke personality dan uniqeness," kata Musa.
"Sekarang ada model tubuh yang gemuk, kurus, dengan kulit mulus hingga belang-belang, semua ada representasinya," ujarnya melanjutkan.
Pencampuran gaya sesuai dengan representasi berpengaruh dengan jenis pendekatan aneka fashion. Sekarang ini model androgini hingga gender-less cukup banyak diminati.
Selain itu, Sustainable fashion menjadi tren fashion yang populer saat ini. Fashion ini menjadi salah satu tren yang cukup banyak diminati karena fashion ini sangat ramah lingkungan. Salah satunya adalah Joaquin Phoenix yang memperkenalkan fashion tersebut dalam ajang Golden Globe 2020.
Misi dari gerakan ini adalah membuat industri fashion lebih banyak dicintai karena ramah lingkungan dan melihat seberapa besarnya sampah yang dihasilkan dari industri mode di muka bumi ini.
"Masih banyak PR (pekerjaan rumah) untuk sustainable fashion. Sustainable tak bisa hanya diartikan secara harafiah, ruang lingkupnya sangat luas. Ada keberlanjutan di dalamnya, ada tanggung jawab dengan sosial, ekonomi, bahan baku, dan proses dari proses tak ada, ada, hingga enggak ada sampahnya," ujar Musa.
