Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Pilih Mana untuk Hadapi Datang Bulan?

| 07 Mar 2020 19:11
Pembalut, Tampon, dan <i>Menstrual Cup</i>, Pilih Mana untuk Hadapi Datang Bulan?
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Setiap bulan, beberapa perempuan harus berhadapan dengan sebuah keniscayaan menahan sakit: Menstruasi. Sungguh, tamu bulanan satu ini tidak bisa dihindari seluruh perempuan di dunia, kecuali jika sudah masuk fase menopause.

Dilansir dari healthywomen, normalnya perempuan akan mengalami menstruasi satu kali setiap bulan dan rata-rata perempuan menggunakan 10.000 produk sanitasi selama hidupnya.

Tak heran jika akhirnya banyak peneliti dan perempuan yang serius mempertimbangkan metode apa yang paling tepat mereka gunakan saat menstruasi tiba.

Pada umumnya, ada tiga jenis sanitasi yang kerap digunakan oleh para perempuan yaitu pembalut, tampon, dan menstrual cup.

Tapi, mana sih yang lebih nyaman digunakan? Dan apa saja alasan perempuan memilih salah satu produk tersebut? Tim era.id mencoba membandingkan keunggulan maupun kekurangan dari tiga produk sanitasi tersebut.

Pembalut

Pembalut atau pads menstruasi merupakan produk sanitasi yang paling awal dan paling populer hingga saat ini. Alasannya, pembalut paling sering diiklankan dan mudah didapatkan.

Bentuk pembalut berupa persegi panjang dan ditawarkan dalam berbagai ukuran dan daya penyerapan. Pembalut biasanya direkatkan di celana dalam, ada jenis pembalut menampakkan sayap pada sisi kanan dan kiri untuk menambah kekuatan rekatan.

Disarankan, pembalut harus diganti setiap empat jam sekali agar tidak menampung darah menstruasi terlalu banyak.

Kelebihan pembalut adalah mudah diaplikasikan. Selain itu, pembalut bisa dipakai di luar masa menstruasi, biasanya jenis yang dipakai adalah pantyliner yang ukurannya lebih kecil. Pantyliner biasa digunakan untuk menyerap keputihan pada organ intim perempuan.

Sejumlah perempuan juga mengaku merasa lebih nyaman menggunakan pembalut dibandingkan tampon dan menstrual cup. Kekurangan pembalut yaitu menyebabkan iritasi. Beberapa perempuan memiliki kulit yang sensitif, bahan pembalut yang lembab inilah yang menyebabkan iritasi. Biasanya iritasi terjadi di bagian selangkangan dan pantat.

Selain itu, pembalut juga diklaim sebagai penyumbang sampah terbesar dan dianggap sebagai salah satu jenis sampah yang susah terurai karena salah satu bahan dasarnya adalah plastik.

Jumlah sampah pembalut diperkirakan mencapai 1,4 miliar buah per bulan. Angka ini didapat dengan menghitung jumlah perempuan kategori subur di Indonesia, yakni sekitar 67 juta orang.

Tampon

Menurut penelitian, tampon hadir sejak tahun 1930-an dan menjadikannya sebagai produk sanitasi terpopuler kedua setelah pembalut.

Seperti pembalut, tampon juga tersedia dalam berbagai ukuran dan daya serap. Bedanya, jika pembalut berbentuk lebar, tampon hadir lebih simpel karena bentuknya seperti peluru dan benang di ujung bagian bawahnya.

Tampon juga hanya digunakan sekali pakai. Namun, cara penggunaan tampon harus dimasukan ke liang vagina. Disarankan mengganti tampon setiap tiga sampai enam jam sekali.

Kelebihan tampon adalah jauh lebih praktis ketimbang pembalut. Beberapa perempuan mengaku lebih merasa nyaman menggunakan tampon terlebih bagi mereka yang banyak memiliki aktivitas di luar ruangan. Tampon juga nyaman dipakai untuk berolahraga, termasuk berenang tanpa takut darah haid luber.

Tampon juga dianggap lebih ramah lingkungan karena sedikit menggunakan plastik. Itu pun hanya sebagai pembungkus sebelum digunakan.

Kekurangannya, benang yang ada di ujung tampon dirasa rapuh. Apabila benang tersebut terlepas, maka tampon akan tertinggal di dalam vagina dan perlu pertolongan medis untuk mengeluarkannya.

Beberapa perempuan juga merasa kurang nyaman memakai tampon, beberapa lainnya mengaku takut mencoba. Di Indonesia atau daerah-daerah yang masih menjujung nilai kesucian, tampon sangat tidak disarankan bagi perempuan yang belum menikah. Alasannya karena bisa merusak selaput dara.

Menstrual Cup

Keberadaan menstrual cup di dunia perempuan hampir sama seperti tampon. Sebelumnya, menstrual cup kurang populer di kalangan perempuan. Namun, belakangan ini menjadi cukup populer di tengah isu lingkungan dan gerakan "zero waste".

Terdapat dua jenis menstrual cup. Pertama, cup lembut, fleksibel, sekali pakai, dan berbentuk seperti diafragma. Kedua, berbentuk seperti lonceng dengan bahan dasar latex atau silikon, dan bisa digunakan berulang-ulang.

Berbeda dengan tampon maupun pembalut, menstrual cup tidak menyerap darah haid melainkan menampungnya lalu dibuang ketika dirasa sudah penuh.

Cara menggunakan menstrual cup sama seperti tampon yaitu dimasukan ke liang vagina. Bagi yang belum terbiasa, mungkin akan merasa kesulitan, tapi tenang saja, ada beberapa cara untuk memasukannya dengan nyaman.

Mengutip medicaldaily, kelebihan menstrual cup adalah daya tampungnya yang cukup banyak. Rata-rata perempuan yang menggunakan menstrual cup bisa memakainya hingga 12 jam.

Berdasarkan penelitian, rata-rata perempuan harus mengganti atau membersihkan cup 2,8 kali lebih sering dibanding saat menggunakan tampon atau pembalut. Selain itu, kemungkinan bocor 0,5 kali lebih jarang.

Jadi bisa dibilang kamu tidak perlu berkali-kali ke kamar mandi untuk mengganti atau was-was "tembus" ke pakaian.

Perempuan juga mengatakan mereka menyukai menstrual cup karena tidak mengandung bahan kimia, pemutih atau serat yang dapat menyebabkan sensitivitas atau reaksi alergi. Sama seperti tampon, menstrual cup dirasa jauh lebih nyaman bagi perempuan dengan aktivitas di luar ruangan yang intensitasnya tinggi.

Kelebihan lainnya adalah menstrual cup bisa dicuci dan dipakai kembali, sehingga lebih ramah lingkungan dan hemat di kantong. Rata-rata menstrual cup bisa dipakai lima hingga 10 tahun.

Sementara kekurangannya, bagi yang belum terbiasa harus rajin-rajin memahami kenyamanan dalam penggunaannya. Karena sering kali perempuan yang baru pertama kali mencoba akan merasa sensasi mengganjal dan sakit karena peletakannya kurang pas.

Selain itu, sama dengan tampon, menstrual cup juga dirasa bisa merusak selaput dara.

Fun Fact

Beberapa perempuan mengaku sering mengkombinasikan dua produk sanitasi ketika sedang menstruasi. Misalnya tampon dengan pembalut atau menstrual cup dengan pembalut.

Alasannya beragam, tapi kebanyakan untuk menghindari kebocoran dan "tembus" pada pakaian.

Nah, untuk kalian penggemar pembalut tapi juga pecinta lingkungan juga ada alternatif pembalut tanpa harus menjadi penyumbang sampah. Saat ini, sudah ada reuseable menstrual pads.

Bentuk dan cara penggunaannya sama seperti pembalut pada umumnya, tapi bisa dicuci dan dipakai berulang-ulang. Bahan yang digunakan dibuat agak tebal agar bisa menyerap lebih banyak cairan.

Selain itu, dilengkapi juga dengan satu lapisan di bagian dalam yang mampu menahan cairan agar tidak tembus ke luar. Lapisan ini berbahan seperti karet balon dan diletakkan di bawah handuk atau kain penyerap.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari tiga jenis produk di atas, memilih sanitasi yang nyaman dan aman merupakan hal yang harus diperhatikan dengan matang. 

Jadi, kamu lebih nyaman pakai yang mana?

Tags : kesehatan
Rekomendasi