Mengintip Warisan Jurnalistik di Museum Antara
Mengintip Warisan Jurnalistik di Museum Antara

Mengintip Warisan Jurnalistik di Museum Antara

By ahmad syarif | 18 Feb 2018 13:28
Jakarta, era.id – Menoleh ke Pasar Baru Jakarta, tentu menimbulkan rasa penasaran setiap orang. Gaya klasik yang ditampilkan pada pintu masuk rasanya menjadi penyebab utama. Dibangun kala VOC (Verenigde Oost Indsche Company) berkuasa, menjadikan pasar baru sebagai salah satu pusat perdangan tertua di Jakarta. Di sekitar pasar baru, dapat terlihat pula gedung-gedung tua warisan kolonial yang mempunya ciri khas tersendiri.

Salah satunya kini digunakan sebagai sebuah Museum dan Galeri Foto Jurnalistik yang berada dibawah kendali kantor berita Antara. Kantor berita nasional yang didirikan oleh Adam Malik, Soemanang, A.M Sipahoetar dan Pandoe Kartawigoena ini, memiliki peran penting terhadap perkembangan pers di Indonesia. Terlihat dari keberhasilan Antara menyiarkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia yang kala itu dipimpin oleh Adam Malik. Penyiaran tersebut tentu bukan hal mudah, dikarenakan tentara Jepang yang terus mengejar Adam Malik guna menggagalkan rencananya.

Kian hari kian berkembang, Pada 1992 Antara mulai memikirkan bagaimana perkembangan Jurnalistik Indonesia dapat terus diketahui dan dirasakan oleh generasi mendatang. Pemikiran tersebut pada akhirnya terrealisasikan dengan terbentuk Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara yang diresmikan sejak Desember 1992 bertepatan dengan ulangtahun ke-55 LKBN Antara. Lokasi yang terletak di Jalan Antara No 59, Pasar Baru, Jakarta, mulanya merupakan kantor pertama Antara yang juga warisan kolonial pada abad ke-20. Museum dan Galeri Foto Jurnalistik ini berhasil menjadi pionir di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Menjelajah ke dalam, akan disambut dengan foto-foto jurnalistik hitam putih yang disusun secara kronologis mengenai peristiwa penting di Indonesia. Salah satu yang menarik perhatian yakni foto perobekan bendera belanda yang dilakukan oleh arek-arek Surabaya pada 19 September 1945. Lalu terdapat pula foto-foto para pemimpin bangsa. Menaiki lantai kedua, kita akan disambut terlebih dahulu dengan mural proklamasi kemerdekaan. Di lantai kedua sendiri, lebih terlihat digunakan sebagai museum. Terdapat panel komik yang menceritakan perkembangan bangsa dan kelahiran Antara, buku-buku, serta beberapa barang antik yang erat kaitannya dengan perkembangan pers seperti mesin ketik.

Penghimpunan foto-foto jurnalistik yang ada di galeri Antara sendiri, tentunya banyak berasal dari wartawan Antara, workshop, kantor berita Ipphos hingga koleksi pribadi. Sedangkan, foto-foto yang berkaitan dengan sejarah lebih berkerjasama dengan Museum-museum di luar negeri seperti Jepang dan Belanda. Maka tak heran, kumpulan foto yang terdapat di Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara akan membuat siapa saja yang berkunjung terpukau. Untuk berkunjung kesini, rasanya tidak perlu khawatir. Karena lokasi yang mudah terjangkau baik melalui kereta, busway hingga kendaraan pribadi dan tidak dikenai biaya tiket masuk, tentu menjadi keuntungan tersendiri.

Rekomendasi
Tutup