Dalam pertandingan bertajuk Super Sunday itu, Chelsea memimpin lebih dulu melalui Alvaro Morata pada menit ke-30 setelah memanfaatkan umpan Victor Moses. Namun Tottenham pantang menyerah. Menjelang babak pertama usai, sodoran Ben Davies diselesaikan dengan manis oleh Christian Eriksen untuk menyamakan skor menjadi 1-1.
Di babak kedua, Tottenham lebih ganas lagi. Dele Alli memborong dua gol kemenangan Tottenham dalam tempo kurang dari lima menit, pada menit ke-62 dan 66. The Lilywhites pun membawa pulang tiga poin dari pertandingan ini untuk pertama kalinya sejak 1990.
Menanggapi hasil ini, dalam sebuah wawancara dengan ESPN seusai laga, manajer Chelsea Antonio Conte mengatakan timnya kehilangan rasa percaya diri usai kesalahan yang berbuah gol di babak kedua.
“Kami kehilangan rasa percaya diri. Terlepas dari hal tersebut, kami sebenarnya bermain baik di babak kedua. Tetapi kami kebobolan sebuah gol yang sebenarnya dapat dihindari. Itu adalah bola bebas dan kami berbuat kesalahan (dalam mengantisipasi bola tersebut),” ujar Conte menanggapi gol pertama Dele Alli di babak kedua.
Lebih jauh, Conte mengatakan timnya harus realistis dengan peluang lolos ke Liga Champions musim depan mengingat tim lain di atas Chelsea kini berlari kencang mengamankan poin demi poin.
“Kami harus realistis, tim di atas kami bergerak sangat cepat. Hari ini kami memiliki peluang untuk menipiskan jarak dengan Tottenham, tetapi kami gagal melakukannya.” Kata Conte.
Selain soal terlemparnya Chelsea dari zona Liga Champions, Conte juga harus berpikir keras mengamankan posisinya sebagai manajer The Blues. Pasalnya, sederet hasil buruk yang diraih Chelsea musim ini disebut-sebut bakal segera menjungkalkannya dari kursi kepelatihan.
Sejumlah nama seperti Luis Enrique, Carlo Ancelotti dan Thomas Tuchel disebut-sebut siap menggantikan pelatih berjuluk The Godfather tersebut. Menanggapi hal ini, Conte tetap berusaha berpikiran positif dan memilih fokus pada solusi mengamankan tiket Liga Champions musim depan.
Yang jadi pertanyaan, sampai kapan batas kesabaran Roman Abramovich melihat timnya bermain serampangan musim ini?