ERA.id - Pemerintah Inggris resmi menjatuhkan sanksi keras kepada pemilik klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich. Abramovich dituding menjalin kedekatan dengan Presiden Rusia hingga menerima hak istimewa dari Vladimir Putin.
Dalam pernyataan resminya, pemerintah Inggris menyatakan telah memberikan sejumlah sanksi termasuk pembekuan aset, larangan transaksi dengan individu dan bisnis Inggris, larangan perjalanan, dan sanksi transportasi bagi Abramovich.
Sanksi tersebut diberikan ke pemilik Chelsea FC itu lantaran dia termasuk di antara tujuh pengusaha Rusia yang memiliki hubungan erat dengan Putin.
"Tidak ada tempat berlindung yang aman bagi mereka yang telah mendukung serangan kejam Putin di Ukraina," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dikutip CNBC, Jumat (11/3/2022).
Tindakan keras itu menyusul pengumuman Abramovich pekan lalu bahwa dia akan menjual klub sepak bola Chelsea yang berharga, di samping serangkaian properti mewah di London, saat dia memulai penjualan aset-asetnya di Inggris.
Pria berusia 55 tahun itu mengatakan bahwa keputusannya untuk menjual klub saat itu demi kepentingan terbaik klub. Dia juga menegaskan seluruh hasil bersih dari penjualan akan disumbangkan kepada para korban di Ukraina.
Namun sayangnya, pemerintah Inggris lebih dulu memberikan sanksi keras sehingga Ambramovich belum sempat menjual klub yang dia miliki sejak tahun 2003 itu.
Abramovich sebelumnya membantah dia menjalin kedekatan dengan Putin. Tetapi pemerintah Inggris menuduh bahwa dia terlibat erat dengan beberapa individu dan entitas Rusia yang telah memainkan peran dalam merusak Ukraina.
Dari aksi tersebut, dia dituding mendapat sejumlah keuntungan, termasuk menerima hak istimewa dari Putin dan Pemerintah Rusia.
"Ini termasuk keringanan pajak yang diterima oleh perusahaan yang terkait dengan Abramovich, membeli dan menjual saham dari dan ke negara dengan harga yang menguntungkan, dan kontrak yang diterima menjelang Piala Dunia FIFA 2018," tulisnya.
"Oleh karena itu, Abramovich telah menerima perlakuan istimewa dan konsesi dari Putin dan Pemerintah Rusia," tambahnya.
Pejabat pemerintah mengakui bahwa sanksi khusus ini akan berdampak pada komunitas sepak bola, dan mengatakan mereka akan mengambil langkah untuk melindungi klub.
"Sanksi hari ini jelas berdampak langsung pada Chelsea & para penggemarnya. Kami telah bekerja keras untuk memastikan klub & permainan nasional tidak dirugikan oleh sanksi penting ini," cuit sekretaris budaya Nadine Dorries.
Pemerintah Inggris kemudian mengeluarkan lisensi khusus yang memungkinkan klub untuk melanjutkan kegiatan terkait sepak bola tertentu, seperti bermaian di pertandingan, membayar staf, dan mengizinkan pemegang tiket yang ada untuk hadir di pertandingan.
Dorries juga akan berusaha memastikan pemerintah akan terus bekerja dengan klub dan liga untuk membuat Chlesea tetap bermain di pertandingan.
"Klub sepak bola adalah aset budaya dan fondasi komunitas kami. Kami berkomitmen untuk melindungi mereka," jelasnya.
Pemerintah Inggris mengatakan sanksi hari Kamis (10/3/2022) adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengisolasi Putin dan rekan-rekannya dalam menanggapi agresi Rusia di Ukraina, dan untuk melemahkan upayanya dengan merugikan ekonomi Rusia.
"Sanksi hari ini adalah langkah terbaru dalam dukungan tak tergoyahkan Inggris untuk rakyat Ukraina. Kami akan kejam dalam mengejar mereka yang memungkinkan pembunuhan warga sipil, penghancuran rumah sakit dan pendudukan ilegal sekutu berdaulat," tegas Boris Johnson.
Selain Abramovich, orang-orang lain yang terkena sanksi adalah Deripaska, yang memiliki saham di En+ Group, Lebedev, ketua Bank Rossiya, dan Sechin, kepala eksekutif kelompok minyak Rusia Rosneft.
Alexey Miller, kepala eksekutif perusahaan energi Gazprom, dan Nikolai Tokarev, presiden perusahaan pipa milik negara Rusia Transneft.
Sanksi itu datang menjelang apa yang disebut undang-undang kejahatan ekonomi baru, yang akan ditulis ke dalam hukum Inggris akhir bulan ini, yang akan meningkatkan kecepatan dan tingkat keparahan yang dapat digunakan pemerintah untuk menindak para penjahat.
Dikatakan RUU itu juga akan menghentikan orang kaya Rusia yang menggunakan London untuk tujuan pencucian uang dan menyembunyikan keuntungan yang terkait dengan kejahatan terorganisir.
Sementara itu, Roman Abramovich diketahui memiliki kekayaan bersih mencapai 12 miliar dolar atau sekitar Rp171 triliun.