Di tengah gairah yang hampir mati, eureka momen itu muncul. Ketika Sang Mbak-mbak Warteg berucap, "Komeng di mana, Komeng?" seraya memijit tombol-tombol kecil televisi yang digantung sekitar 30 sentimeter di atas kepalanya.
Sial! Kupikir cuma aku yang selalu cari-cari Komeng di setiap waktu sahur.
Berkat Sang Mbak-mbak Warteg berlogat ngapak itu, aku akhirnya sadar bahwa pelawak dengan celetukan-celetukan sakti itu adalah bagian penting dari bulan Ramadan. Enggak percaya? Kami punya bukti bahwa Komeng memang sakti.
Berdasar penelusuran yang dilakukan tim riset era.id, Komeng alias Alfiansyah adalah pelawak yang enggak pernah absen dari program-program sahur di televisi nasional.
Sejak 2007 hingga saat ini, hanya ada satu Ramadan yang Komeng lewati tanpa menghibur orang secara reguler dalam program sahur, yakni pada 2013. Selebihnya, Komeng tetap pilihan nomor satu produser-produser program sahur di televisi.
Baca Juga: Resep Praktis Ramadan, Berbagai Olahan Mi
Dalam periode itu, seenggaknya ada tujuh program sahur berbeda yang dibintangi Komeng. Program berjudul Saatnya Kita Sahur di Trans TV jadi program yang paling lama diisi Komeng, tiga tahun, mulai 2007 hingga 2010.
Setelahnya, pada 2011, Komeng mengisi program Sahur Semua Sahuuuuur di RCTI. Satu tahun kemudian, RCTI mengganti program sahurnya dengan judul Kampung Sahur, dengan Komeng yang tetap ikut di dalamnya.
Kemudian, lompat ke 2014, Komeng kembali ke Trans Corp, namun kali ini ia menyeberang ke Trans 7 dengan bergabung bersama program berjudul Parade Kita Sahur.
Kerja sama Komeng bersama Trans 7 berlanjut pada 2015 ketika dirinya menandatangani kontrak untuk program Alhamdulillah Kita Sahur.
Tahun 2016, Komeng kembali ke Trans TV dalam program Mari Kita Sahur. Program tersebut jadi program sahur terakhir Komeng bersama Trans Corp sejauh ini. Trans Corp jadi perusahaan televisi yang paling sering meminang Komeng. Dari 2007 hingga 2016, enam Ramadan dilalui Komeng bersama Trans Corp. Di tahun-tahun itu, empat judul program dibintanginya.
Saat ini, Komeng bergabung bersama program Ini Sahur di Net TV. Komeng bergabung bersama program ini sejak 2016, bersama Andre Taulani, Sule, dan Indro Warkop. Program Ini Sahur merupakan capaian baru bagi Komeng. Setelah bertahun-tahun bergabung dalam program comedy show, kali ini Komeng ditantang berperan dalam program berbeda dengan jenis talk show.
Komeng dan Adul
Ada Komeng, maka ada Adul. Seperti orang bijak bilang, bintang cuma memantulkan cahaya. Unsur semesta lain di belakangnya lah yang membuat ia indah.
Entah siapa bintang dan siapa unsur lain semesta di antara keduanya. Yang jelas, dalam karier profesional Komeng atau pun Adul, simbiosis mutualisme itu sudah berjalan sangat panjang.
Pun dalam program sahur. Komeng dan Adul hampir selalu dipasang selayar. Humor keduanya jelas berbeda. Andai panggung-panggung yang mereka lakoni adalah TKP sebuah tindak kriminal, maka Adul adalah korban, dan Komeng adalah pelaku.
Baca Juga: Tradisi Ngabuburit di Indonesia
Dengan dua peran berbeda itu, Komeng dan Adul bisa dengan apik memainkan jenis humor yang berbeda, saling mengisi dan membentuk racikan humor baru yang khas dan tetap menggelitik. Kalau Payung Teduh bilang: Sedikit slapstick, banyak nyeletuknya.
Pada Ramadan kali ini, Komeng dan Adul mencoba peruntungan berbeda. Untuk pertama kalinya, keduanya enggak berkolaborasi dalam satu program. Keduanya memutuskan untuk mengambil panggung masing-masing. Komeng di Net TV bersama Ini Sahur, sedang Adul di Trans 7 bersama program bertajuk Sahur Seger.
Program sahur dan pundi uang
Rantai yang terbentuk antara kebintangan Komeng, televisi, dan penonton berujung pada uang. Tentu saja, Ramadan dan sahur jadi pasar tersendiri yang amat menggiurkan secara ekonomi. Dalam kurun waktu yang terbilang pendek, persaingan sengit memperebutkan uang dalam jumlah sangat besar terjadi antara program sahur.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia telah merilis prediksinya. Menurut mereka, sejumlah emiten televisi berpotensi memperoleh pendapatan tambahan dalam jumlah besar selama Ramadan 2018 ini. Karenanya, persaingan antar program-program televisi pun berlangsung dengan begitu ketat.
Menurut Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Surya Citra Media Tbk masih mendominasi pasar audiens dengan angka 33,4 persen, terhitung hingga April 2018. Di belakangnya, PT Media Nusantara Citra Tbk membuntuti dengan penguasaan pasar sebesar 30,7 pesen.
Dari data tersebut, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyimpulkan dua perusahaan tersebut sebagai dua pemain penting dalam perebutan pasar penonton selama bulan Ramadan.
Untuk PT Media Nusantara Citra Tbk misalnya, meski all-time audience share mereka tercatat menurun 40 basis poin dalam hitungan bulan ke bulan, namun RCTI berhasil mencatatkan kenaikan audience share non-prime time sebesar 60 bps MoM (month-on-month) menjadi 11,8 persen pada April.
Artinya, penguasaan RCTI pada penonton di jam-jam non-prime time terbilang tinggi. Dari catatan itu, dapat diperkirakan bahwa pertarungan perebutan porsi penonton pada bulan Ramadan ini masih akan dikuasai oleh dua perusahaan televisi tersebut, baik PT Surya Citra Media Tbk ataupun PT Media Nusantara Citra Tbk.
"Meskipun all-time audience share MNCN tampaknya menurun 40 basis poin secara month-on-month (MoM) pada April, FTA [free to air] TV andalan perusahaan, yaitu RCTI, membukukan kenaikan audience share non-prime time sebesar 60 bps MoM menjadi 11,8 persen pada April," tertulis dalam riset yang dipublikasikan, Senin (21/5/2018).