Garuda Wisnu Kencana akan jadi catatan penting. Dengan tinggi 126 meter, Garuda Wisnu Kencana akan menjadi patung tertinggi kedua di dunia, di bawah Spring Temple Buddha di China yang memiliki tinggi 153 meter.
Keagungan Garuda Wisnu Kencana menjulang di atas Laykyun Setkyar di Myanmar yang memiliki tinggi 116 meter dan patung Liberti di Amerika Serikat yang cuma 93 meter. Bahkan, dengan bobot 3.000 ton dan lebar 64 meter, volume Garuda Wisnu Kencana terhitung empat kali lebih besar dari patung Liberty.
Garuda Wisnu Kencana memiliki arti tunggangan Garuda yang digunakan oleh Dewa Wisnu. Garuda merupakan makhluk mitologi Indonesia yang juga dikenal sebagai lambang negara Indonesia. Sedangkan Dewa Wisnu, menurut sejarah budaya dan kepercayaan agama Hindu berarti sumber kehidupan, dewa agung yang bersifat memelihara.
Infografis "Garuda Wisnu Kencana" (Wildan Alkahfi/era.id)
Hadiah yang terbengkalai
I Nyoman Nuarta menyebut rampungnya pembangunan Garuda Wisnu Kencana sebagai hadiah bagi bangsa Indonesia. Tapi, tahukah kamu bahwa pembangunan Garuda Wisnu Kencana penuh dengan tantangan, ditinggalkan negara, hingga dirampungkan oleh pihak swasta?
Pembangunan Garuda Wisnu Kencana dimulai pada tahun 1993, usai restu yang diberikan Presiden Soeharto. Bukit Perkapuran Ungasan di Jembrana dipilih jadi lokasi pembangunan.
Saat itu, berbagai tokoh publik Bali seperti Menteri Pariwisata saat itu, Joop Ave, Ida Bagus Oka, Ida Bagus Sudjana, hingga I Nyoman Nuarta sendiri yang memulai konsep Garuda Wisnu Kencana sebagai landmark untuk pariwisata Bali.
Akan tetapi, krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998-1999 membuat pembangunan patung itu terhenti pada Oktober 1999. Setelah krisis selesai, pembangunan GWK juga tetap terkatung-katung. Pasang surut semangat pembangunan membuat titik akhir penyelesaian masih belum bisa ditentukan, walau pengelolaanya tetap berjalan.
Di era Presiden SBY, I Nyoman Nuarta pernah mendapat angin segar berupa bantuan negara, walau pada akhirnya, dirinya harus menyadari bahwa 100 persen saham Garuda Wisnu Kencana akan beralih ke negara. Baginya, hal tersebut tidak masalah asalkan patung Garuda Wisnu Kencana mampu berdiri.
Namun, pada akhirnya, wacana tersebut hanya menjadi angin lalu, bahkan sampai pada akhirnya kepemimpinan berganti, negara tidak sedikit pun memberi kontribusi. Melihat peluang investasi dari negara yang sirna, I Nyoman Nuarta pun mulai membuka peluang dari pihak swasta.
Akhirnya, I Nyoman Nuarta yang dahulu memiliki saham mayoritas 82 persen dari Garuda Wisnu Kencana terpaksa menjualnya kepada investor lokal PT Alam Sutera Realty untuk menjamin keberlanjutan proyek pada tahun 2012.
Pada Press Conference Goundbreaking Garuda Wisnu Kencana di Restoran Jendela Bali di kawasan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Bukit Ungasan, Nusa Dua, Bali, Kamis (22/8/2013), PT Alam Sutra Realty berinvestasi sebesar Rp450 miliar dengan rincian Rp300 miliar untuk patung, sementara sisanya digunakan untuk merapikan infrastruktur.
Keberlanjutan proyek Garuda Wisnu Kencana akhirnya kembali berjalan secara beriringan. Beberapa bagian yang sebelumnya telah dibuat seperti patung kepala garuda, patung kepala Dewa Wisnu, hingga patung kepakan sayap Garuda telah dimulai untuk saling digabungkan ke sebuah pedestal (dudukan patung). Pedestal atau dudukan patung akan memiliki delapan lift dan gedungnya berfungsi sebagai restoran dengan kapasitas 500 orang.