Seperti dikutip dari Vox, tawaran proporsal yang dilakukan pada rapat umum pemegang saham tahunan Alphabet tersebut merefleksikan memanasnya kondisi tempat kerja para karyawan Google, di mana perusahaan teknologi terbesar di dunia itu tengah menghadapi banyak tuntutan hukum dari mantan karyawannya.
Tuntutan tersebut berisi tuduhan soal perusahaan yang melakukan diskriminasi terhadap perempuan dan menuduh Google melakukan diskriminasi terhadap orang kulit putih konservatif. Menurut banyak pihak, diskriminasi yang dimaksud adalah terkait dengan upah dan gender.
Kabarnya, para pemegang saham dan karyawan menyatakan kesenjangan upah dan keragaman gender yang terbatas dapat menyulitkan perusahaan unutuk mempekerjakan dan mempertahankan pekerja, serta menimbulkan risiko panjang yakni kemampuan berinovasi.
Insinyur Google, Irene Knapp, menjelaskan proposal soal keberagaman pertama pada pertemuan atas nama pemegang saham Zevin Asset Management. Rencana tersebut nantinya akan mengaitkan kompensasi eksekutif Alphabet dengan sasaran gender, ras, dan keragaman etnis yang terkait dengan perekrutan dan retensi karyawan.
Pemimpin operasi sumber daya manusia (SDM) Google, Eileen Naughton mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen pada tujuan untuk mencapai representasi jumlah karyawan wanita di tahun 2020. Misi ini dapat membantu perekrutan sesuai dengan keberagaman kandidat.
Namun, rapat pemegang saham terakhir menggambarkan kondisi bagaimana ambisi menciptakan keberagaman di Google sebagai jalan yang enggak gampang untuk dicapai.