Penampilan Cisse dengan rambut dreadlock panjang menyita perhatian khalayak. Bahkan, media-media barat menjulukinya sebagai manajer paling keren di Piala Dunia 2018.
Enggak cuma rambutnya yang mirip dengan rastafarian di Jamaika yang bikin Cisse diperbincangkan. Nyatanya, kehadiran Cisse di Piala Dunia lebih dari itu.
Cisse adalah satu-satunya manajer kulit hitam di Piala Dunia 2018. Selain itu, Cisse yang berusia 42 tahun juga merupakan manajer paling muda di antara deretan manajer lain di Piala Dunia.
"Di klub-klub besar Eropa sudah bertebaran pemain dari Afrika, mungkin kini saatnya mereka memakai banyak pelatih dari Afrika," kata Cisse sebagaimana dikutip dari Independent, Kamis (21/6/2018).
Enggak cuma itu, kawan. Menurut Independent, Cisse adalah manajer dengan bayaran paling murah di antara 32 manajer tim lain di Piala Dunia 2018.
Kabarnya, Cisse yang merupakan caretaker dari pelatih Asal Prancis, Alain Giresse yang masa baktinya habis pada 2015 lalu dibayar 174.500 poundsterling atau Rp3,2 miliar per tahun.
Karier pemain
Kepercayaan federasi sepak bola Senegal kepada Cisse terpicu oleh kesuksesan Cisse menangani timnas Senegal u-23. Selain itu, jasa Cisse terhadap kemajuan sepak bola Senegal memang begitu besar.
Ketika jadi pemain, Cisse telah malang melintang di berbagai klub Eropa. Memulai karier di tahun 1994, Cisse bermain untuk klub Liga Prancis, Lille.
Bahkan, di masa keemasannya, tahun 1998 hingga 2001, Cisse sempat bermain di klub Paris Saint Germain. Di level timnas, perjalanan Cisse pun cukup panjang. Ia memperkuat timnas Senegal pada 1999-2005.
Cisse juga menjadi bagian penting dalam Piala Dunia 2002, di mana saat itu Senegal menjadi debutan Piala Dunia. Ia juga melakoni salah satu pertandingan paling penting saat Senegal mengalahkan Prancis, Juara Piala Dunia 1998.
Bersama Cisse, timnas Senegal saat itu berhasil melaju hingga babak perempat final sebelum akhirnya dikalahkan Turki.