Algoritma Gagal, Facebook Ciptakan Tim Krisis Manusia 

| 26 Jun 2018 15:16
Algoritma Gagal, Facebook Ciptakan Tim Krisis Manusia 
Ilustrasi (Pixabay)
Washington, era.id - Skandal pencurian data, pembongkaran sistem pengolahan data, hingga tekanan regulasi dari negara membuat Facebook berbenah. Setelah algoritma dan sistem otomatisnya tidak bekerja secara maksimal, perusahaan ini akhirnya kembali mendatangkan tim intelijen dan peneliti untuk mengidentifikasi potensi krisis yang akan mereka hadapi kembali.

Dilansir dari BuzzFeed, kelompok ahli itu dikenal dengan nama 'Investigative Operations Team' yang berisi para ahli di berbagai bidang. Kelompok tersebut akan mengotak-atik berbagai bagian dari platform Facebook dan mengidentifikasi kelemahan sebelum pihak jahat di luar mampu mengeksploitasi.

Baca Juga : Apple Bantah Akses Data Pengguna Facebook

Tim krisis itu juga memiliki opsi untuk menyerang berbagai platform Facebook seperti sistem periklanan, halaman, Messenger, hingga Instagram untuk mencari celah-celah kesalahan.

Selain itu, tim itu juga akan mengawasi aktivitas pada platform yang berpotensi menciptakan masalah baru dari berbagai tempat di seluruh dunia. Semisal, kini tim sedang bekerja untuk mencari kata kunci atau indkator lain yang berpotensi menyebarkan hate speech dan hoaks kekerasan di Myanmar di mana Facebook menjadi media sosial utama masyarakat Myanmar yang salah satunya berkontribusi terhadap pembersihan etnis Muslim Rohingya.

Tugas berat yang dilakukan tim tersebut adalah bagian dari bersih-bersih 'debu' yang telah tertumpuk sejak 2016. Sejak atmosfer pemilihan Presiden AS 2016 menguat, Facebook berubah menjadi layaknya sebuah platform propaganda yang dibanjiri dengan hoaks, iklan konyol, hingga penggunaan akun anonim untuk tindakan kriminal. 

Sejak dua tahun itu pula, Facebook membuat kebijakan di mana perusahaan memecat pegawainya, dan menggantinya dengan algoritma untuk menyusun dan mempromosikan konten-konten seperti berita. Tapi yang terjadi adalah algoritma itu tidak mampu untuk menyaring berbagai berita bohong, terutama yang mempromosikan konflik.

Sebelumnya, FB dikritik keras setelah Facebook Ads, platform iklan miliknya memberikan opsi untuk menargetkan penjualan sebuah barang berdasarkan ras. Kecaman juga berlanjut setelah Facebook menayangkan iklan kepada pengguna yang berisi konten anti-semit. Dan yang terbaru, skandal Cambridge Analytica  menghantam Facebook dengan memaparkan informasi pribadi 87 pengguna tanpa izin yang bersangkutan. 

Tags : facebook
Rekomendasi