Kapolri Lepas 140 Personel Garuda Bhayangkara untuk Misi Perdamaian di Afrika Tengah

| 07 Sep 2022 09:11
Kapolri Lepas 140 Personel Garuda Bhayangkara untuk Misi Perdamaian di Afrika Tengah
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo (Sachril Agustin/ ERA)

ERA.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara pelepasan pasukan perdamaian Kontingen Garuda Bhayangkara yang tergabung dalam Satgas FPU 4 Minusca, Selasa (6/9/2022) kemarin. Listyo pun menekankan ke seluruh personel yang bertugas untuk selalu berpegang pada Tribrata sebagai pedoman hidup dan Catur Prasetya dalam pedoman kerja.

"Kepada personel Garuda Bhayangkara FPU 4 Minusca, saya berpesan agar terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta niatkan setiap pelaksanaan tugas sebagai ibadah dengan memedomani Tribrata sebagai pedoman hidup dan Catur Prasetya sebagai pedoman kerja," kata Sigit di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (06/09/2022).

Jumlah pasukan Kontingen Garuda Bhayangkara Satgas FPU 4 Minusca yang diterjunkan ke Bangui, Afrika Tengah, ada 140 personel. Rinciannya, yakni 115 polisi laki-laki dan 25 polwan.

Listyo pun mengingatkan ke seluruh kontingen untuk terus menjaga dan mengharumkan nama baik Indonesia.

"Bendera merah putih yang telah diberikan kepada rekan-rekan sekalian merupakan lambang kepercayaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, jadilah pasukan kebanggaan Polri yang melaksanakan misi dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab, sehingga nama baik dan kepercayaan internasional terhadap institusi Polri maupun Indonesia dapat terjaga," ujar Sigit.

 140 Personel Garuda Bhayangkara (Sachril A/ ERA)

Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan Indonesia telah mendapatkan kepercayaan yang tinggi di mata dunia. Hal ini tergambar dalam dipercayakannya Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Presidensi G-20 serta di tahun depan akan menjadi Ketua ASEAN.

Listyo pun meminta kepada seluruh Kontingen Garuda Bhayangkara Satgas FPU 4 Minusca untuk segera beradaptasi dengan karakteristik wilayah ketika sampai di medan tugas. Rasa penghargaan terhadap kebudayaan lokal setempat, sambungnya, juga tetap harus dikedepankan ketika menjalankan misi perdamaian.

Jenderal Listyo menambahkan seluruh personel juga harus tetap menjaga kekompakan dan soliditas, termasuk ke seluruh elemen kepolisian negara lain serta organisasi internasional. Dengan begitu, dapat mendukung setiap pelaksanaan misi di lapangan.

"Sehingga rekan-rekan dapat diterima dengan baik di lingkungan tersebut sebagaimana sebuah pepatah When in Rome, do as Romans do (sebagaimana pepatah dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung)," tutur eks Kapolda Banten tersebut.

Lebih lanjut, Kapolri menerangkan keikutsertaan Indonesia dalam misi perdamaian dunia ini merupakan wujud dari pelaksanaan amanat yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu 'ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial'.

Listyo menjelaskan amanat UUD tersebut juga sejalan dengan penyampaian Presiden Joko Widodo terkait isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Konstitusi Indonesia mengamanatkan agar Indonesia selalu berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia.

"Partisipasi dan kontribusi Indonesia dalam misi perdamaian dunia tersebut telah menempatkan Indonesia pada peringkat ke-delapan sebagai negara kontributor pasukan terbanyak di dunia dengan jumlah pasukan yang masih aktif hingga saat ini sebanyak 2.674 personel TNI-Polri," ucap Sigit.

Diketahui, keikutsertaan Polri dalam misi PBB diawali tahun 1989 pada misi United Nations Transition Assistance Group (UNTAG) di Namibia. Dalam perjalanannya sampai dengan saat ini, Polri telah mengirimkan 3.003 personel Polri yang terdiri dari 2.828 Polki dan 175 Polwan pada 27 misi di 16 negara, salah satunya adalah misi Minusca di Bangui yang merupakan sebuah misi kemanusiaan PBB akibat adanya konflik berkepanjangan di Afrika Tengah.

Rekomendasi