'Pecatan' TNI Ruslan Buton Ikut Ramaikan Aksi 411 di Patung Kuda, Sebut Rezim Jokowi Sewenang-wenang

| 04 Nov 2022 17:35
'Pecatan' TNI Ruslan Buton Ikut Ramaikan Aksi 411 di Patung Kuda, Sebut Rezim Jokowi Sewenang-wenang
Eks anggota TNI, Ruslan Buton (Sachril Agustin/ ERA)

ERA.id - Eks anggota TNI, Ruslan Buton datang mengikuti aksi 411 di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat (Jakpus). Ruslan Buton pun menyebut, dirinya datang mengikuti aksi ini atas kemauannya sendiri.

"Tidak ada undangan khusus, hanya kita tahu bahwa (aksi) 411 sebuah momentum perjuangan rakyat menegakkan keadilan, perjuangan melawan kezaliman, menegakkan keadilan," kata Ruslan Buton kepada wartawan di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakpus, Jumat (04/11/2022).

Dia menjelaskan unjuk rasa hari ini merupakan aksi bela rakyat. Sebab, pemerintah tak pernah mendengarkan aspirasi rakyat. Ia menyebut, pemerintahan era Presiden Joko Widodo sewenang-wenang.

"Apabila ketika tuntutan itu tidak bisa diikuti berarti rezim sudah sewenang-wenang, semaunya dia. Lah kita mau BBM dinaikkan seberapa pun kita harus nurut. Sekarang orang dari makan tiga kali jadi dua kali sehari, dikurangi porsi makanya supaya bisa bertahan hidup. Negara ini kaya raya tapi yang menguasai siapa?" ucapnya.

Sebelumnya, ratusan peserta aksi 411 tampak memadati lokasi aksi di depan Istana Negara, Jumat (4/11). Pemimpin aksi mengaku kecewa karena Presiden Joko Widodo tak menemui mereka.

"Kita tamu datang baik-baik, tuan rumahnya ada apa kabur?" tanya pemimpin aksi ke para peserta. Mereka menjawab serempak, "Kabur!"

Pemimpin aksi juga menyampaikan bahwa Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) sudah mengirimi surat kepada Istana sebanyak dua kali akan adanya aksi hari ini.

Presiden Joko Widodo sendiri dikabarkan sedang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Mojokerto, Jawa Timur untuk meninjau pabrik bioetanol tebu. Pihak Istana menyatakan kunker ini sudah diagendakan jauh-jauh hari.

"Jadi hari ini Presiden kunker ke Mojokerto, Jawa Timur. Sebetulnya rencananya kunker ke Mojokerto pada 10 Oktober lalu, namun tertunda saat itu," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangannya, Jumat (4/11).

Rekomendasi