ERA.id - Dirkimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan salah satu keluarga yang tewas di dalam rumah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar), Renny Margaretha (68) ternyata sudah ditemukan tak bernyawa sejak 13 Mei 2022 lalu.
Diketahui, keempat jenazah itu terdiri dari pasangan suami istri, Rudyanto Gunawan (71) dan Renny Margaretha, anak Dian (42), dan adik ipar Budiyanto Gunawan (69).
Awalnya, Hengki menjelaskan Budiyanto ingin menjual rumah korban. Dia pun menghubungi mediator.
"Ada hal yang sangat tidak lazim di sini pada saat ditemui mediator ini, langsung menyerahkan sertifikat asli. Kemudian karena waktu itu sempat putus asa tidak ketemu siapa pembelinya karena akan dijual seharga Rp1,2 M, akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiarto ini, tetapi ditolak," kata Hengki saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).
Hengki menambahkan Budiyanto berniat menggadaikan sertifikat rumah tersebut. Sang mediator pun, sambungnya, bertemu salah satu pegawai koperasi simpan pinjam yang tertarik dengan rumah korban.
Mereka pun meninjau rumah korban pada Jumat (13/05) lalu. Ketika sampai, pegawai koperasi ini mencium bau yang sangat busuk.
"Begitu membuka gerbang langsung terasa bau busuk yang luar biasa pada 13 Mei itu. Ditanyakan kepada pihak rumah 'kok bau seperti ini?'. Dijawab lupa dibersihkan. Kemudian masuk ke dalam rumah kemudian diminta perlihatkan sertifikatnya ternyata sertifikatnya ini atas nama almarhum Renny Margaretha, ibu dari Dian," ucap Hengki.
Pegawai koperasi itu menanyakan ada di mana Renny Margaretha dan dijawab Budiyanto bahwa korban sedang tidur.
Hengki menjelaskan pegawai koperasi ini minta untuk diantarkan masuk ke dalam rumah. Ketika diantar berkeliling, sambungnya, pegawai koperasi ini mencium bau yang lebih busuk dari dalam kamar.
Keberadaan Renny Margaretha kembali ditanyakan . Hengki mengungkapkan saat itu Dian yang merupakan anak Renny Margaretha menjelaskan korban sedang tidur dan meminta pegawai koperasi tersebut untuk tidak menyalakan lampu.
"'Di mana ibunya?' (tanya pegawai koperasi ke Dian). 'Ibunya lagi tidur tapi jangan hidupkan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahayanya', kata anak atas nama Dian yang juga meninggal di TKP," ungkap Hengki.
Pegawai koperasi itu mencoba membangun Renny Margaretha karena curiga korban tak bangun-bangun. Petugas koperasi itu lalu menyalakan flash handphone-nya untuk melihat kondisi Renny.
Ternyata Renny dilihat dalam kondisi sudah menjadi mayat. Petugas koperasi itu lalu berteriak takbir.
"Begitu dilihat langsung teriak takbir Allahu Akbar. (Renny Margaretha) ini sudah mayat, ini tanggal 13 Mei," ungkap Hengki.
Petugas koperasi ini langsung keluar dari rumah tersebut. Budiyanto mengejar salah satu pegawai tersebut dan memohon agar hal ini tidak dilaporkan ke polisi.
"Dan salah satu saksi itu dikejar oleh Budiarto,
(sambil mengatakan) 'tolong Pak jangan sampai dilaporkan ke polisi. Jangan dilaporkan ke pihak RT, ataupun warga sini tolong'. Dan ternyata memang tidak dilaporkan ini yang kami sesalkan. Seharusnya kita semua sebagai warga masyarakat tidak boleh, agar seperti ini dilaporkan," kata Hengki.